GMIT Gelar Ibadah Gabungan Kaum Bapak Tingkat Klasis Belu

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Gereja Masehi Injili Di Timor (GMIT) Klasis Belu menggelar Ibadah gabungan Kaum Bapak tingkat Klasis Belu bertempat di Gereja Ebenhaezar Lakafehan, Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL, Jumat (24/6/2022).

Ibadah gabungan dipimpin langsung Pendeta Stephanie N. Lado-R Nakmanas,S.Th dan dihadiri para Kaum Bapak tingkat Klasis Belu dari berbagai Jemaat yang tersebar di wilayah Klasis Belu.

Dalam khotbahnya yang diambil dari Kitab Mazmur 112:1-3 dengan perikop Bahagia Orang Benar,
Pendeta Stephanie N. Lado-R Nakmanas menuturkan sampai saat ini banyak keluarga, termasuk keluarga Kristen lebih dominan memilih untuk menjadi orang yang sukses dan berhasil itu lebih menyenangkan, lebih membahagiakan daripada sekedar menjadi orang berarti.

“Semua orang butuh sukses, semua orang butuh berhasil. Karena itu melalui Firman Tuhan saat ini kita dituntut untuk memahami kebahagiaan yang sesungguhnya didalamnya keluarga,” ujar dia.

Diutarakan, keberhasilan dalam usaha bisa membuat kegagalan dalam rumah tangga, banyak orang yang berhasil dalam segala hal tapi gagal dengan keluarga sendiri. Setiap hari selalu saja terjadi pertengkaran dalam rumah tangga hal ini karna mereka terlalu sibuk dengan usaha sehingga lupa dengan keluarga.

“Kerinduan yang sesungguhnya adalah kehadiran sosok seorang suami, sosok seorang istri, sosok seorang anak yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar status. Oleh karena itu Mazmur yang kita baca saat ini adalah Mazmur kebijaksanaan yang melukiskan kebahagiaan orang benar, kata Pendeta Stephanie.

Lanjut dia, menurut Firman Tuhan orang benar yang berbahagia itu dilukiskan dalam Mazmur ini sebagai sosok Bapak, sebagai sosok kepala keluarga, sosok suami yang mempunyai penghasilan cukup dan juga berprilaku baik dan penuh kasih kepada istri dan anak-anak, baik kepada setiap orang yang ada disekitarnya.

Kepada kaum Bapak diingatkan untuk tidak mengabaikan keluarga, walaupun berhasil dimata dunia, walaupun dihormati dimana-mana tetapi sebenarnya gagal dihadapan Allah sebab bagi Allah keluarga yang berhasil adalah keluarga yang saling memperhatikan.

“Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang takut akan Allah dan menyukai perintah Allah dan menjunjung nilai kebaikan bukan sekedar kata-kata tapi perbuatan,” tegas Pendeta Stephanie.

Disampaikan bahwa,menjadi sukses, berhasil, kaya raya itu bukanlah sebuah kesalahan selagi mereka yang terberkati itu orang yang menghadapkan wajahnya kepada Allah bukan membelakangi Allah.

Ketika orang menghadapkan wajahnya kepada Allah maka keberhasilan dan kebahagiaan akan menghampiri sebab Ia akan merasa hidupnya berarti bagi orang lain ketika semuanya berjalan bersamaan. Namun ketika orang membelakangi Allah maka mereka sedang berjalan semakin jauh dari kebahagiaan dan kebenaran.

Kembali Pendeta Stephanie menegaskan kepada kaum Bapak untuk menjadi sosok Bapak, sosok suami yang berhasil dalam usaha dan rumah tangga, menjadi pribadi yang berhasil dan berarti bagi sekitarnya dan keluarga. Menjadi pria-pria sejati, menjadi suami yang mengasihi Istri dan seorang Bapak yang mencintai dan memperhatikan anak-anaknya.

“Ingatlah selalu bahwa Istri dan anak-anak yang ada saat ini, itu semua adalah merupakan hadiah terindah dari Allah,” kata dia.