Kelompok Sandang Picu Inflasi Februari 0,15 Persen di NTT
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Februari 2017 telah terjadi inflasi sebesar 0,15 persen. Kelompok pengeluaran sandang tercatat memiliki andil tertinggi dengan menyumbang inflasi sebesar 1,70 persen.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maritje Pattiwaellapia kepada wartawan di Kupang, Rabu (1/3/2017).
Maritje menyampaikan, NTT mengalami inflasi sebesar 0,15 persen tersebut dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,26. Dari dua kota IHK di NTT, Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen dengan IHK 130,32 sedangkan Kota Maumere mengalami deflasi sebesar 0,05 persen dengan IHK 122,29 persen.
Baca : Pemerintah NTT Target Kirim 65 Ribu Ekor Sapi Keluar Daerah
“Inflasi Februari 2017 di Nusa Tenggara Timur terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada tiga dari tujuh kelompok pengeluaran, dan ternyata kelompok pengeluaran sandang sebagai pemicunya karena mengalami inflasi tertinggi,” katanya.
Selain kelompok pengeluaran sandang, lanjut dia, inflasi tertinggi diikuti oleh kelompok lainnya yakni kelompok perumahan, air, listrik gas dan bahan bakar. Sementara itu, deflasi terbesar terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,38 persen.
Maritje menyebutkan, dari 82 kota sampel IHK Nasional, terdapat 62 kota yang mengalami inflasi dan sisanya, 20 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,16 persen dan terendah terjadi di Kota Ternate dengan inflasi sebesar 0,03 persen.
“Untuk deflasi terbesar terjadi pada Kota Jambi yang sebesar 1,40 persen dan deflasi terkecil terjadi di Kota Bungo yang sebesar 0,02 persen. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan oleh BPS,” katanya.