Kisah Valentino Mengubah Hidup Setelah Listrik Masuk Desa Kadahang Sumba Timur

Bagikan Artikel ini

Listrik Mengubah Hidup Valentino Warga Desa Kadahang Sumba Timur dari Penjual Ikan ke Usaha Bengkel Las
Waingapu, NTTOnlinenoa.com – Valentino Chris Doko (25) yang akrab di panggil Valen adalah seorang pemuda warga Desa Kadahang Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur yang hidup bersama seorang istri bernama Ririn (29) dan seorang putrinya Seruni (5). Di desa ini mayoritas warganya berprofesi nelayan, pekerjaan yang cukup rentan dan menggantungkan diri pada hasil melaut, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar juga terbatas.

Valen mengisahkan hidupnya sebelum listrik masuk Desa Kadahang sebagai penjual ikan keliling.

“Sebelum ada listrik, pagi saya beli ikan ke nelayan yang baru pulang melaut , kemudian cari es batu yang jaraknya kurang lebih 5 km dan mulai siang sekitar jam 2 Siang (pukul14.00), saya berkeliling menjual kembali untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarga, satu minggu rata-rata saya bisa mengumpulkan uang bersih Rp500.000”. ucap Valen.

Lebih lanjut, Valen mengungkapkan bahwa setelah listrik sudah ada, dia membaca peluang untuk membuka usaha yang lebih baik dan kesukaannya sejak lama yaitu membuka bengkel las yang dapat dikerjakan hingga malam hari, sehingga dengan adanya listrik, dengan usaha barunya membuka bengkel las, dirinya dapat mengumpulkan uang bersih rata-rata Rp 3 juta setiap minggu.

“Saya sangat senang dan bersyukur serta berterima kasih kepada pemerintah teristimewa kepada PLN yang bisa menghadirkan listrik di desa kami sehingga dengan adanya listrik dapat meningkatkan ekonomi kami, harapan saya kepada masyarakat agar membaca peluang karena dengan listrik banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan ekonomi kita” harap Valen.

Sementara itu, Yulius Ndapajawal, Kepala Desa Kadahang menjelaskan bahwa sebelum listrik masuk desanya, kegiatan masyarakat di malam hari tidak ada karena masyarakat hanya memakai lampu pelita yang menggunakan minyak tanah, namum setelah listrik masuk terjadi perubahan besar dalam aktifitas masyarakat , baik petani, nelayan maupun usaha perbengkelan, masyarakat sangat senang bisa menyelesaikan pekerjaan yang tidak selesai di siang hari dapat diselesaikan di malam hari sehingga tidak tertunda sampai besok lagi.

Yulius mencontohkan sebelum berlistrik, masyarakat yang berprofesi tukang kayu/ menyekap kayu secara manual dan setelah adanya listrik masyarakat mulai menggunakan sekap listrik. Lalu dari sisi pendidikan anak-anak bisa belajar malam hari, jadi dari semua sisi baik dari program desa maupun aktivitas di rumah dapat terbantu dengan adanya listrik.

“Pada kesempatan ini kami atasnama masyarakat Desa Kadahang ingin menyampaikan terima kasih kepada pemerintah khususnya Bapak Presiden Jokowi dengan program Indonesia Terang tidak hanya berupa omongan, tapi nyata sampai kepada masyarakat dan juga terima kasih kepada PLN dari pusat sampai unit yang paling bawah, listrik masuk di Desa Kadahang Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur mampu menerangi 200 kepala keluarga / 958 jiwa dimana, 90 persen warga telah menikmati listrik PLN”.tutur Yulius mengakhir penjelasannya.

General Manager PLN UIW NTT I Gede Agung Sindu Putra mengatakan bahwa untuk melistriki Desa Kadahang membutuhkan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 9,3 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 8 kms, dan 2 buah trafo dengan kapasitas 100 KVA. PLN akan terus berkomitmen untuk menghadirkan rasa suka cita bagi warga desa hingga ke penjuru negeri. Dengan hadirnya listrik, diharapkan dapat membawa energi optimis yang mampu mendorong ekonomi masyarakat.