Kesadaran Masyarakat Dalam Bidang Pendidikan di NTT Masih Fluktuatif

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya mengatakan, terkait agenda peningkatan kualitas pendidikan, kesadaran masyarakat di provinsi berbasis kepulauan itu masih fluktuatif.

Gubernur Frans Lebu Raya katakan ini saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka memperingati HUT ke- 72 kemerdekaan republik Indonesia, bertempat di aula Fernandes, Kantor Gubernur NTT, Selasa (16/8/2017).

Menurut Lebu Raya, kesadaran masyarakat yang masih fluktuatif tersebut terlihat dari realisasi angka partisipasi kasar tahun 2016, yaitu untuk masing-masing jenjang pendidikan tingkat SD 112,85 %, SMP 98,39 %, sedangkan SMA/SMK 77,89 %.

“Sementara untuk angka partisipasi murni tahun 2016, untuk SD mencapai 93,49 persen, SMP 69,20 persen, dan SMA/ SMK 56,47 persen,” ungkap Lebu Raya.

Lebu Raya mengakui, masih terdapat beberapa kendala yang ditemui dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di daerah itu, diantaranya jangkauan aksesibilitas antara permukiman dan letak sekolah yang jauh sehingga mempengaruhi daya jangkau siswa ke sekolah.

Baca juga :  Warga di Tapal Batas Belu-Timor Leste Gelar Doa Kemerdekaan RI

Selain itu, 50 % sekolah belum diakreditasi karena keterbatasan kuota, terdapat 23 % guru belum sarjana, sebanyak 21.213 orang guru belum bersertifikasi dari total 92.193 orang guru di NTT, serta kondisi sarana dan prasarana yang sebagian besarnya belum memadai.

Tidak hanya itu, Lebu Raya menyebut, masih kurangnya tenaga guru, terutama tenaga guru dengan kualifikasi, kualitas dan kuantitas tertentu. Selain itu, pemerintah provinsi sedang melakukan penataan data guru akibat implementasi dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, khusus urusan pendidikan menengah dan pendidikan khusus.

“Meskipun demikian, yang sangat menggembirakan yakni NTT mendapatkan penghargaan terkait jejujuran dalam pelaksanaan ujian nasional,” katanya.

Gubernur dua periode ini menambahkan, tingkat kelulusan pada semua jenjang pendidikan mencapai 100 % di tahun 2017. Pencapaian ini merupakan hasil yang menggembirakan. Namun pemerintah provinsi terus berupaya bersama pemerintah kabupaten/ kota untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan.

“Karena penentuan kelulusan siswa berdasarkan pada hasil ujian sekolah dan rata- rata ujian nasional masih rendah atau kategori lulusan kategori D,” tandasnya.