Target Project INCIDENT, CIS Timor dan CRS Gelar Simulasi EWS di 5 Desa Perbatasan Belu
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – CIS Timor Indonesia didukung CRS menggelar simulasi Early Worning System (EWS) atau sistem peringatan dini di 5 Desa yakni, Desa Tasain, Desa Rinbesihat, Desa Umaklaran, Desa Bauho dan Desa Dafala yang jadi target program INCIDENT.
Menurut Project Manager INCIDENT sekaligus Koordinator CIS Timor Indonesia wilayah Belu, Wendi Inta, dalam Program INCIDENT memperkuat kemampuan masyarakat, otoritas pemerintah daerah (LGA), LSM atau Ormas dan pemangku kepentingan utama lainnya di Kabupaten sasaran secara efektif mempersiapkan, memitigasi, dan beradaptasi terhadap risiko bencana dan iklim.
“Salah satu dukungan yang di berikan adalah penyusunan Dokumen Rencana Kontigensi (RENKON) Desa, yang mana didalamnya terdapat Early Warning System (EWS), dan agar dokumen ini bisa mulai di berlaku maka di dahului dengan simulasi EWS,” ucap dia, Jumat (15/12/2023).
Early Warning System (EWS) jelas Inta, adalah satu bagian yang terpenting dalam mengerjakan kerja-kerja kebencanaan, EWS sendiri merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya yang sewaktu-waktu akan terjadi.
EWS atau sistem peringatan ini juga bagian dari kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang akan datang.
Dia menyampaikan, EWS sudah ada dan terpola di masyarakat dengan model kearifan lokal. Pola kearifan local tersebut menjadi lebih baik jika dikolaborasikan dengan system teknologi yang ada pada saat ini seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) ataupun system teknologi lainnya.
“Antara hulu dan hilir sepatutnya ada system EWS yang perlu dibangun bersama, baik sistem kearifan lokalnya dan komunitasnya,” tegas Inta.
Dituturkan bahwa, dua hari kedepan mulai hari ini dilakukan simulasi EWS di Desa Tasain. Hari pertama kegiatan pra simulasi secara teknis berkaitan dengan pengetahuan. Sebelum simulasi di laksanakan pada hari kedua besok tanggal 16 Desember 2023.
“Hal yang sama juga dilakukan pada Desa Bauho pada tanggal 18 hingga 19 Desember 2023 dan Desa Rinbesihat pada tanggal 20 hingga 21 Desember 2023, sedangkan Desa Dafal dan Umaklaran dilakukan pada Januari 2024,” terang Inta.
Masih menurut dia, kegiatan simulasi dihadiri oleh 20 Kelompok Siaga Bencana (KSB) Desa masing-masing, Basarnas Belu, Tenaga Medis, Babinsa, Babinpol, Tagana Belu dan Pemerintah Desa di Lima Desa. Untuk fasilitator dalam kegiatan tersebut adalah otoritas Pemerintah Daerah yaitu BPBD Belu.
Lanjut dia, tujuan dilakukan simulasi EWS yakni, untuk menemukan metode atau alat yang akan dipakai dalam melakukan monitoring EWS yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di Desa. Untuk mengidentifikasi System Early Warning yang sesuai dengan konteks risiko di lima Desa target program.
Untuk mendukung sistem EWS yang telah dikembangkan oleh BNPB sebagai bagian dari standar operasional dalam aktifitas kebencanaan, dan Memetakan fasilitas evakuasi yang ada dan mengidentifikasi lokasi percontohan dengan masukan dari Pemerintah Kabupaten.
“Hasil yang diharapkan dari kegiatan simulasi ini, adanya metode atau sistem Early Warning System yang dipakai sesuai dengan konteks di masing-masing Desa target program. Adanya dokumen EWS yang dihasilkan di Desa target sebagai bagian dari pengembangan oleh BNPB yang sesuai dengan SOP serta teridentifikasinya tempat ibadah sebagai lokasi percontohan evakuasi masukan dari Pemerintah Kabupaten,” akhir Inta.