Mei 2022, HIV-AIDS di Kabupaten Belu Capai 807 Kasus

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Data Dinas Kesehatan Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL mencatat kasus pengidap HIV dan AIDS sejak tahun 2013 sampai Mei 2022 berjumlah 807 orang dengan rincian jenis kelamin, laki-laki berjumlah 401 orang sedangkan perempuan berjumlah 406 orang.

Rincian berdasarkan golongan umur terdiri dari, umur 50 tahun terdapat 52 orang, umur 25 sampai 49 tahun 562 orang, umur 20 sampai 24 tahun 111 orang, umur 15-19 tahun 24 orang dan umur 1 sampai 14 tahun ada 24 orang.

Sementara berdasarkan wilayah kerja Puskesmas, urutan pertama kasus HIV dan AIDS tertinggi yakni Puskemas Atambua Selatan (129), Umanen (120), Kota (109), Halilulik (68), Wedomu (56), Weluli (42), Haliwen (36), Ainiba (35), Silawan (29), Haekesak (24), Aululik (18), Laktutus (17), Webora (14), Nualaian (14), Rafae (11), Dilumil (2).

Demikian Wakil Bupati Belu, Aloysius Haleserens saat membawa materi dalam kegiatan workshop pengendalian HIV dan AIDS secara terpadu serta berbasis masyarakat yang digelar CD Bethesda Yakkum Yogyakarta di Kantor Kecamatan Tasifeto Barat, Kamis (30/3/2023).

Dikatakan bahwa, kasus pengidap HIV dan AIDS yang mencapai angka 807 menjadikan Kabupaten Belu urutan kedua Kabupaten dengan kasus tertinggi dan urutan pertama angka kematian di wilayah NTT.

Oleh karena itu, strategi pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS sangat penting. Nyawa mereka, warga yang pengidap virus mematikan itu harus diselamatkan, khususnya para generasi muda bangsa.

“Kita jangan jauhi mereka, jangan memojokan mereka. Hilangkan stigma negatif dan diskriminasi bagi ODHA di tengah-tengah masyarakat dan rangkul mereka,” himbau Wabup Aloysius.

Lanjut Mantan Kaban Kesbangpol Belu itu, terkait pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS tentunya akan sangat efektif apabila seluruh pihak terlibat bersama, kolaborasi dalam pencegahan penyakit virus tersebut.

“Dalam rangka pencegahan harus kolaborasi, tidak saja bebankan kepada Pemerintah, LSM tapi kita semua harus bersama-sama. Karena, di tahun 2030 itu zero, sudah tidak ada lagi warga Belu yang terkena AIDS,” ujar dia.

Kepada CD Bethesda Yakkum, Wabup Aloysius menyampaikan terimakasih atas program kerja selama ini yang telah melakukan penanganan dan pencegahan di beberapa Kelurahan dan Desa intervensi dalam wilayah Kabupaten Belu.

Karena itu, kedepan tentunya kita juga berharap ruang lingkup CD Bethesda perlu ditambah. Kalau bisa sebaran program kerjanya mencakup ke wilayah Puskesmas-Puskesmas lainnya dan tentunya mereka tidak akan bekerja sendirian.

“Ada Pemerintah Daerah, KPA dan lembaga-lembaga swasta lain yang peduli terhadap HIV dan AIDS. Jadi dalam rangka pencegahan itu kita harus berkolaborasi, harus bersinergi,” tambah Wabup Aloysius kepada awak media usai kegiatan.

Kegiatan workshop tersebut dihadiri, Kordinator CD Bethesda Yakkum area Belu, Camat Tasbar, Kapus Tasbar, Kapus Atambua Selatan, Koordinator Kabupaten P3MD Kabupaten Belu, WPA Tasbar, KDS Tasbar, Koordinator KPM, Kader kesehatan serta tokoh adat Desa Bakustulama.