Pembinaan TEFA Bersama Politeknik Manufaktur Bandung

Bagikan Artikel ini

Denpasar, NTTOnlinenow..com – Kebutuhan tenaga kerja yang unggul dan kompeten sangat dibutuhkan oleh industri. Terlebih lagi, saat ini lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) bersaing dengan era industri 4.0. Artinya, penggunaan teknologi digital mulai berkembang di dunia manufaktur. Fenomena ini dapat mengurangi kebutuhan sumber daya manusia (SDM). Jika dibiarkan, hal ini menimbulkan dampak negatif.

Oleh sebab itu, SMK Penerbangan Cakra Nusantara melaksanakan Teaching Factory (TEFA) sebagai metode pembelajaran. Untuk meningkatkan pondasi pembelajaran ini dilakukan pembinaan TEFA bersama Politeknik Manufaktur Bandung. Melalui pembinaan ini, taruna dan taruni diharapkan dapat memahami pentingnya menjadi lulusan unggul.

Model Pelaksanaan TEFA
Sistem pembelajaran TEFA yang diterapkan SMK Penerbangan Cakra Nusantara menyiapkan lulusan terjun pada dunia kerja. Khususnya pada bidang penerbangan dan pendukungnya. Pelaksanaan ini melibatkan industry sector terkait untuk menyelaraskan tujuan dan menetapkan kurikulum. Sehingga mampu bersaing baik di dalam maupun luar negeri. Melalui program ini, taruna dan taruni dibekali dengan ilmu kewirausahaan. Karena pada dasarnya, teaching factory tidak hanya menyiapkan tenaga kerja. Juga membentuk mental sebagai penghasil suatu produk. Sehingga dapat memiliki nilai tambah bagi sekolah maupun anak didik. Model pembelajaran TEFA ini terdiri dari empat macam, yaitu:

Model Satu – Dual Sistem
Jenjang pendidikan kejuruan menggunakan dual system dalam pembelajaran. Dengan persentase pembelajaran praktik berlaku 70% dan teori 30%. Sehingga anak didik berhadapan langsung dengan peralatan kerja. Sama seperti di dunia kerja manufaktur. Model ini juga biasa dikombinasikan dengan Blocking Time. Sebuah teknik manajemen waktu. Sehingga taruna dan taruni mulai belajar untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan target. Kombinasi keduanya dapat menciptakan SDM yang konsisten dan produktif.

Model Dua – Competency Based Training (CBT)
Pembelajaran model ini mengarah pada praktik di lapangan berdasarkan kompetensi. Tujuannya, anak didik focus menggali ilmu pengetahuan dan keterampilan. Tentu saja seluruh aspek pembelajaran yang diberikan menyesuaikan kebutuhan dunia kerja. Kompetensi dapat memetakan kemampuan taruna dan taruni pada bidang yang dipilih.

Model Tiga – Production Based Education and Training (PBET)
Model PBET ini memang biasa diterapkan di sekolah SMK atau pendidikan vokasi. Proses pembelajaran berintegrasi dengan proses produksi. Taruna dan taruni akan belajar berdasarkan konsep produksi. Situasinya pun mengikuti alur kerja industri penerbangan. Dengan begitu, anak didik mendapatkan pengetahuan lebih. Tahapini di mulai dari perencanaan hingga tindakan setelah produksi selesai.

Model Empat – Teaching Factory (TEFA)
Model yang keempat ini bertujuan untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industry penerbangan. Proses pembelajaran tidak hanya antara siswa dan guru. Tapi, juga melibatkan industri terkait untuk menambah pengetahuan. Sehingga sekolah mampu meluluskan anak didik yang unggul dan terampil dalam bidang kerjanya.

Manfaat dari Pelaksanaan TEFA
Dalam pengembangannya, guru tidak bias berjalan sendiri. Perlu adanya kerjasama dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang penerbangan. Baik itu kerjasama dengan pihak industri maupun kampus ternama. Seperti pembinaan TEFA bersama Politeknik Manufaktur Bandung, misalnya. Tentu saja berbagai manfaat didapatkan dari hubungan antar pihak terkait.

Terjalin Kerja Sama antara Sekolah dan Industri
Hubungan industri dan sekolah saat ini cukup dibutuhkan. Karena keduanya memiliki keuntungan. Kerjasama yang baik member kesempatan taruna dan taruni meningkatkan keterampilan langsung dari fakta kerja di lapangan. Sementara, industry mendapatkan SDM yang terbukti kompeten.

Berkembangnya Fasilitas Pendidikan
Penerapan TEFA menuntut sekolah untuk menyediakan fasilitas yang layak. Sarana dan prasarana ini dapat menunjang proses pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri, ini dapat terwujud dengan kerjasama antara sekolah dan industri. Sehingga taruna dan taruni bias lebih berkembang pula.

Perkembangan teknologi industri di era digital ini sangat pesat. Ini memicu SMK Penerbangan Cakra Nusantara lebih meningkatkan kualitas pendidikan. Pembinaan TEFA bersama Politeknik Manufaktur Bandung menjadi dasar kerjasama. Sekaligus penguatan pemahaman dalam proses belajar.

Pembelajaran sangat mudah dan tidak membebani siswa dengan banyak tugas tugas karena menggunakan sistim Hybrid dan Pembelajaran kolaboratif dengan industri dan regulator serta pembelajaran berbasis Project menjadikan siswa mudah menjadi bisa, pintar dan kompeten.

SMK Penerbangan Cakra Nusantara merupakan sekolah Vokasi Terakreditasi A (Unggul) dan terlisesnsi BNSP dalam mencetak tenaga siap kerja sesuai kompetensinya. Telah ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan (Center Of Excellence) Tahun 2021 No.22/D/O/2021 dan sebagai SMK Pemadanan Industri Tahun 2022 No. 73/D/O/2022 oleh Dirjend Vokasi Kemendikbud Ristek RI. Telah membukaKonsentrasi Keahlian pertama dan satu-satunya di Indonesia Tengah dan Timur yakni Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (Administrasi Kepolisian) dengan output tenaga siap kerja dibidang administrasi kepolisian. Kompetensi Keahlian Lainnya: Teknik Pesawat Udara (Kelas Produksi dan Industri Bersama PT.Dirgantara Indonesia), Teknik Energi Terbarukan (Kelas Industri dengan PT.LEN), Teknik Jaringan Komputer& Telekomunikasi (Kelas Industri dengan PT.LEN). Fasilitas belajar sesuai konsentrasi keahlian Terbaru, Terupdate, sesuai skema BNSP dan sesuai skema Kemenhub (CASR 147).

SMK Penerbangan Cakra Nusantara Memanggil alumni SMP untuk Bergabung menjadi Generasi Indonesia Emas, lulusan bias bekerja sambil kuliah dan bantu orang tua. Lokasi sekolah dipusat kota yakni di Jalan Tukad Pakerisan No 25 Panjer Denpasar. Daftar sekarang juga di www.smkpenerbangan.sch.id atau hubungi 081237098090