PON XX PAPUA : Menakar Peta Panahan di PON XX Papua

Bagikan Artikel ini

Jakarta, NTTOnlinenow.com – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tinggal menghitung hari. Persiapan berbagai cabang olahraga (Cabor) saat ini telah memasuki tahapan akhir menuju arena PON. Mempersiapkan tim ditengah pandemic menjadi tantangan tersendiri bagi pelatih dan official tim. Penerapan prokes, minimnya event membuat persiapan tim kurang maksimal.

Beberapa waktu lalu PB Perpani menggelar Seleksi Nasional (Seleknas) untuk nomor perorangan compound putra dan putri. Kegiatan ini menghadirkan atlit papan atas dari berbagai daerah yang sebagian besar akan turun memperkuat daerahnya diajang PON Papua.

Dari gelaran Seleknas divisi compound tersebut, gambaran kekuatan masih didominasi tim-tim daratan Pulau Jawa dan Kalimantan Timur, ada kuda hitam Papua yang diprediksi akan menjadi batu sandungan bagi tim unggulan dalam mendulang medali di ajang multi event empat tahunan.

Pada nomor compound beregu putra, hadirnya sejumlah atlit papan atas seperti, Deki Adika H (Jabar), Danang (Banten), Hendika Pratama Putra (Jateng), rasanya tak berlebihan jika, Banten, DKI, Jabar, DIY, Jateng, Jatim, ditempatkan sebagai tim unggulan. Papua sebagai tuan rumah akan menjadi kuda hitam yang mampu meredam laju tim unggulan, termasuk pemanah dari Sumatera dan Kalimantan.

Pada gelaran PON XIX di Jawa Barat, medali emas hingga perunggu direbut Jawa Barat, Jawa Timur dan DIY.

Nomor beregu putri compound, dominasi Kalimantan Timur, Jawa Barat dan Jawa Timur di Seleknas belum menjadi jaminan, apakah di Papua mereka bisa mengulanginya ? Ada tim pemanah Banten, DIY, DKI bisa jadi ancaman bagi 3 tim unggulan tersebut.
Pada gelaran PON XIX di Jawa Barat, medali emas hingga perunggu direbut DKI, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Persaingan di nomor beregu putra recurve tampaknya akan menarik, disitu bercokol atlit Olimpiade Tokyo, seperti Riau Ega Agatha S (Jatim), Alvianto Bagas P (Jateng), Arif Dwi Pangestu dan Hendra Purnama (DIY), M.Hanif Wijaya (Jambi). Mereka akan menjadi lokomotif bagi daerahnya. Tim-tim dari Pulau Jawa diperkirakan akan mendapat perlawanan dari pemanah dari Sumatera dan Kalimantan.
Pada perhelatan PON XIX Jawa Barat, tim Jawa Timur, Kalimantan Tengah, DIY berhasil mengunci medali emas, perak dan perunggu.

Tidak kalah menarik, nomor beregu putri recurve yang akan mempertemukan 3 Srikandi Indonesia, Deananda Chorunnisa (Jatim), Titik Kusumawardani (DIY) dan Rezza Octavia (Papua), dan kuda hitam Ratna Humaira (Jabar). Tim Panahan Jatim, DIY, Jateng, Jabar merupakan unggulan yang diprediksi mampu melenggang ke babak final. Hati-hati ada kuda hitam Papua yang digawangi atlit muda potensial Rezza Octovia dan DKI siap menghadang.
Pada gelaran PON XIX di Jawa Barat, medali emas hingga perunggu direbut Jatim, DIY dan Jabar.

Disamping recurve dan compound, masih ada nomor nasional yang dipertandingkan, sayangnya nomor ini selama pandemic tidak ada event besar, sehingga gambaran kekuatan masing-masing daerah kurang terekspos.

Cabor Panahan memang berbeda dengan Cabor lainnya, kadang susah diprediksi. Mental, pengalaman, stamina akan menentukan siapa yang akan bertahan hingga podium juara, namun diatas segalanya faktor melawan diri sendiri adalah yang utama.

Peta kekuatan saat ini cukup merata. Para atlit telah mempunyai catatan skor terbaiknya, tinggal kesiapan dan mental. Mampukah mereka beradaptasi dengan alam Papua yang tidak menentu itu ? kondisi alam di Papua berbeda dengan daerah Indonesia lainnya.

Pembukaan PON Papua akan dilaksanakan tanggal 2 Oktober dan berakhir tanggal 15 Oktober 2021. Cabor Panahan mulai dipertandingkan tanggal 29 September – 9 Oktober 202, diawali dengan official practice 28 September 2021. Cabor Panahan akan dikuti oleh 163 atlit dari 20 propinsi yang lolos qualifikasi PON. 15 Medali akan diperebutkan lewan nomor perorangan (individual), beregu (team) dan beregu campuran (mixed team) .

Ajang Pembuktian

Gelaran PON XX Papua menjadi ajang pembuktian bagi atlit penghuni pelatnas. Pertarungan sengit akan terjadi di nomor individual recurve, 4 srikandi penghuni pelatnas Deananda Chorunnisa (Jatim), Titik Kusumawardani (DIY) dan Rezza Octavia (Papua), Ratna Humaira (Jabar).

Demikian halnya di putra 4 arjuna penghuni pelatnas akan saling menunjukkan kehebatannya, Riau Ega Agatha S (Jatim), Alvianto Bagas P (Jateng), Arif Dwi Pangestu(DIY), M.Hanif Wijaya (Jambi) dan Hendra Purnama (DIY) peraih medali emas Sea Games Manila.

Nomor recurve menjadi primadona, karena inilah satu-satunya nomor yang dipertandingkan di Olimpiade. Disamping nama-nama penghuni pelatnas, sejumlah atlit di luar pelatnas juga pasti tidak akan membiarkan nomor ini menjadi dominasi Riau Ega, M.Hanif, Deananda dan Titik yang sudah menjadi langganan pelatnas. Siapa yang terbaik, kita tunggu saja, Papua Torang Bisa.(FW)