Ini Faktanya, Bocah Tuna Grahita Berjualan Sapu Lidi Ingin Beli HP Untuk Belajar Online, Tinggal di Gubuk Reot

Bagikan Artikel ini

Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Stefanus Sandro Nusin (12), bocah penjual sapu lidi keliling Kota Kefamenanu, di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), ternyata berasal dari keluarga sangat sederhana dan mengalami keterbelakangan mental.

Ia tinggal di sebuah gubuk reot, dinding rumahnya nampak terbuat bebak bekas yang sudah bolong di beberapa tempat dan ditempeli kardus serta triplek bekas.

Lantai rumahnya dari tanah, atapnya dari seng bekas yang sudah berkarat, terlihat berlubang di sana – sini. Tentang perabot dalam rumahnya pun, dari barang bekas yang didaur ulang namun masih layak digunakan.

Rumahnya nampak gelap di malam hari karena tidak ada fasilitas listrik. Cuma mengandalkan penerangan lampu pelita dari minyak tanah.

Ponsel milik kakaknya Baldus Nusin, yang dipinjamnya harus dicas di rumah tetangga baru bisa dipakai belajar dan mengerjakan tugas sekolah secara online.

Baca berita terkait : https://www.nttonlinenow.com/new-2016/2021/08/06/demi-bisa-ikut-sekolah-online-stefen-jualan-sapu-lidi-untuk-isi-kuota-internet-di-hp-kakaknya/

Ayah dan ibu Stefanus sudah uzur usianya. Sang ayah Yosep Nusin, dulunya seorang tukang. Namun karena sudah uzur usianya dan sering sakit-sakitan, kini cuma bekerja di ladang, yang luasnya tidak seberapa.

Sedangkan ibunya, Yovita Fallo, hanya ibu rumah tangga biasa. Sesekali berjualan daun singkong hasil dari ladang.
Setiap hari mereka cuma makan jagung rebus (jagung katemak, Red), kadang singkong dan pisang rebus.

“Stefanus itu murid Sekolah Luar Biasa (SLB) kelas V. Dia mengalami keterbelakangan mental. Meski begitu, anaknya rajin dan punya semangat belajar tinggi”, kisah Florida Perigrina Bere, sang guru dari Stefanus, bocah penjual sapu lidi keliling kota Kefamenanu.

Karena berasal dari keluarga tidak mampu, pihak sekolah menggratiskan uang sekolah, bahkan memberikan alat tulis dan buku secara gratis kepada Stefanus.

“Anaknya pendiam. Punya keterbelakangan mental. Namun selalu berpenampilan bersih dan berpakaian rapi. Mungkin karena didikan sekolah dan keluarga di rumah,” tambah sang guru.

Foto kolase : Stefanus Sandro Nusin (12), saat berjualan sapu lidi keliling kota Kefamenanu dan kondisi rumah, MCK yang ditempati bersama orang kedua orangtuanya dan saudara – saudaranya.

Sejak diberitakan media ini, beberapa pihak mencobamembantu sembako. Namun terkendala alamat rumah.

Jika punya niat tulus untuk membantu, bisa langsung menghubungi nomor ponsel kakak dari sang bocah penjual sapu lidi bernama Baldus Nusin. Nomor ponselnya 081211532159.

Ponsel Baldus pun terkadang sulit dihubungi lantaran tidak ada fasilitas listrik. Kecuali menumpang di rumah tetangga untuk di cas, baru bisa digunakan.

Sementara untuk yang ingin membantu Stefanus Sandro Nusin dan orang tuanya, bisa langsung mendatangi kediaman sang bocah yang beralamat di di RT 20 RW 06 Kelurahan Benpasi, Kecamatan Kota Kefamenanu.

Foto : Bocah penjual sapu lidi, Stefanus Sandro Nusin (12) saat bersantai dengan kedua orang tuanya di rumahnya, RT 20/RW 06 Kelurahan Benpasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.