Stabilitas Sistem Keuangan Provinsi NTT Tetap Terjaga

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Stabilitas sistem keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama triwulan I 2019 tetap terjaga di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi daerah sesuai pola siklus tahunan dan sedikit meningkatnya rasio kredit bermasalah perbankan.

“Kondisi tersebut salah satunya tercermin dari tingkat intermediasi perbankan melalui rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang relatif stabil meskipun sedikit menurun menjadi 118,32% dari triwulan sebelumnya sebesar 119,80%,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Naek Tigor Sinaga.

Hal ini disampaikannya pada kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi NTT dan Perkembangan Sektor Jasa Keuangan dan Edukasi Perlindungan Konsumen yang dikemas dalam acara “Sasando Dia” (Santai-santai Baomong Deng Media) di Kantor Perwakilan BI NTT, Selasa (9/7/2019).

Menurut Tigor, perkembangan kredit UMKM berdasarkan indikator pertumbuhan dan kualitas kredit tercatat cukup terjaga, meskipun rasio NPL meningkat menjadi 3,42% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,76%. “Rasio tersebut masih dalam rentang aman yakni di bawah 5%,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, rasio NPL korporasi masih cukup tinggi sebesar 6,99%. Hal ini menurunkan penyaluran kredit korporasi pada triwulan I 2019 seiring kehati-hatian perbankan dalam melakukan ekspansi kredit korporasi.

“Sektor konstruksi dan perdagang besar mencatatkan rasio NPL korporasi tertinggi di Provinsi NTT,” kata Tigor.

Dia menyebutkan, pada awal tahun 2019, aktivitas transaksi tunai di Provinsi NTT mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018. Jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia (net inflow) pada triwulan I 2019 mencapai Rp 2,25 triliun atau meningkat 2,83% (yoy) dibandingkan triiwulan I 2018.

“Hal ini sejalan dengan pola historis yang terjadi pasca Hari Natal dan liburan akhir tahun,” sebutnya.

Dari sisi non tunai, sambung Tigor, transaksi SKNBI pada triwulan I 2019 mencapai Rp 2,58 triliun atau turun -1,68% dibandingkan triwulan I 2018. Sementara itu, jumlah agen LKD per Maret 2019 mengalami peningkatan hingga mencapai 4.090 agen. Peningkatan ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah uang elektronik dimana sampai bulan Maret 2019, jumlah uang elektronik mencapai 40.028 unit.

“Hal ini juga didukung oleh penyaluran bansos secara non tunai baik PKH maupun BPNT,” papar Tigor.

Tigor menambahkan, pada sisi yang lain, transaksi penjualan dan pembelian valuta asing pada triwulan I 2019 mencapai Rp 10,82 miliar atau meningkat 10,41% (yoy) seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara di Provinsi NTT.