Saat Mama Emi Bernyanyi Bolelebo Diiringi Maestro Sasando

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Tidak ada yang paling membahagiakan bagi Yeremias Agus Pah selain mendapat perhatian. Bagaimana tidak, sang maestro dan pengrajin Sasando ini telah menempuh jalan sunyi melestarikan seni tradisi hingga di usianya yang menginjak 78 tahun.

Kesunyian itu berubah menjadi haru ketika Emilia Julia Nomleni, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) datang mengunjungi rumahnya yang sangat sederhana di Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT.

“Saya memang membaca di koran ada beberapa orang yang ingin maju jadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT. Kita tidak tahu siapa yang menang. Namun saya tetap bersyukur kepada Emilia Julia Nomleni, karena hanya dia satu-satunya kandidat yang mengunjungi rumah ini,” kata Yeremias terharu, Kamis (22/3/2018).

Mendengar dentingan Sasando yang bening dan nyaring dari Yeremias, Mama Emi, sapaan Emilia, hanyut ke dalamnya. Perempuan berambut putih itu pun bernyanyi lagu ‘Bolelebo’ dan ‘Di Doa Ibuku’ dengan baik dalam iringan Sasando.

Setelah bernyanyi, Mama Emi menuju pondok tempat Yeremias membuat alat musik petik asal Pulau Rote tersebut. Seketika itu juga, Yeremias meletakkan daun lontar, bahan pembuat Sasando.

Mama Emi lalu duduk dan dengan saksama melihat Yeremias menganyam daun lontar tersebut. “Dulu, kalau saya bermain Sasando, pendeta dan jemaat mata terang,” kata Yeremias kepada Mama Emi sambil menganyam.

Kepada pasangan Marianus Sae ini, Yeremias bercerita, pindah dari Rote ke Kupang pada 1955. “Karena di Rote tidak ada pengunjung. Saya pikir di Kupang lebih banyak pengunjung,” ujarnya.

Setelah bercerita panjang lebar tentang jalan sunyi melestarikan Sasando, Yeremias pun mendapat pertanyaan dari Mama Emi.

“Apa makna Sasando bagi Bapak?” tanya Emi pada Yeremias.

Bagi Yeremias, Sasando adalah ‘pemberi nafas.’ “Awalnya saya kerjakan ini. Dari ketekunan, akhirnya saya berhasil menghidupi keluarga dengan alat musik ini,” kisah Yeremias.

Tidak hanya itu, berbagai penghargaan yang terpajang di rumah Yeremias, menjadi bukti ketekunan dan konsistensinya melestarikan seni tradisi ini.

Yeremias pun yakin Sasando tidak akan pernah punah. Sebab, dia telah mewariskan seni tradisi ini kepada 5 orang anaknya.

“Bapak punya warisan luar biasa,” kata Mama Emi memuji.

Secara khusus Mama Emi mengucapkan terima kasih pada Yeremias karena masih menjaga warisan leluhur. Sebuah jalan sunyi melestarikan seni tradisi di negeri tercinta ini.