Masih Penyelidikan, Bea Cukai Belum Memastikan Jumlah dan Pemilik Harley Davidson
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Pihak Bea dan Cukai Atambua mengaku pencacahan terhadap 25 peti berisi spare part motor gede jenis Harley Davidson sejak tanggal 4 Oktober lalu telah selesai dilakukan petugas pada Sabtu kemarin.
Demikian Humas Bea Cukai Edie, menyampaikan hal tersebut kepada awak media, Rabu (11/10/2017).
Namun, jelas Edie kasus tersebut kini dihendel sama petugas dari Kanwil Bali, NTB dan NTT, karena pihaknya berada di bawah Kanwil yakni Satkernya. Usai pencacahan dilakukan lidik guna memastikan status barangnya, karena itu berada di dalam daerah pabean Indonesia, apakah itu barang impor atau antara pulau karena posisinya berada di pelabuhan antar pulau.
“Kita belum dapat info dari Kanwil berapa jumlah mesin dan rangka, mungkin nanti keterangannya menyusul. Yang kami dapat secara global itu 25 peti, karena kami tidak turun ke lapangan karena itu giatnya teman-teman pengawas,” ujar dia.
Terkait hasil cacah secara detail, jelas Edie nanti yang pastikan jumlah kita, nanti baru diminta secara detail ke teman-teman penyidik dari Kanwil yang lakukan penyelidikan, karena kami tidak bisa mengganggu teman-teman yang melakukan penyelidikan.
Baca juga : “Mafia” Tapal Batas, Angelino Minta Usut Tuntas Kasus Harley Davidson
“Nanti statusnya akan disampaikan langsung oleh penyidik Kanwil. Kita belum bisa pastikan barang itu, kita tunggu hasil dari teman-teman penyidik, kan tidak mungkin kita mendahului. Saya belum bisa simpulkan, tapi nanti setelah semua disimpulkan pasti kita share ke teman-teman media,” sebut dia.
Informasi yang berkembang ada yang meragukan kasusnya hilang karena diduga melibatkan orang besar. Jelas Edie, teman-teman bisa memantau perkembangannya seperti apa, kita melakukan tugas kita secara profesional.
“Kalau memang barang itu diduga impor lanjut, kalau iti diduga barang antar pulau selanjutnya bisa jadi itu proses petunjuk lebih lanjut bisa Kepolisian. Intinya kita tidak tutup-tutupi kasusnya,” kata dia.
Untuk penanganan lebih lanjut tergantung dari atasan, tapi biasanya locus delik dimana maka kegiatan akan dilakukan disitu dan kemungkinan kita akan di back up karena kekurangan personel.
“Sejak adanya PLBN itu kita selalu ketat. Biasanya ada yang melintas ikut jalan tradisional. Kita belum tahu apakah lewat PLN atau jalan tradisional. Segala kemungkinan bisa terjadi, makanya saya belum bisa simpulkan hasil karena masih dalam penyelidikan teman-teman Kanwil,” pungkas Edie.