Kopi Flores Komoditi Andalan Kemajuan Ekonomi dan Pariwisata Flores

Bagikan Artikel ini

Oleh Lorensius Irjan Buu
Pulau Flores merupakan salah satu pulau di Indonesia bagian Timur yang terkenal dengan produk pangan local. Salah satu produk yang menjadi andalan dalam kekuatan berbisnis adalah Kopi. Kopi Flores yang membudaya sejak zaman dulu kala, kini maju bersaing ke pentas dunia setelah tercatat di Museum Dunia-Rekor Indonesia (MURI) No.8000/R.MURI/VII/2017) minum kopi secara serentak pada tanggal 19 Juli 2017, pukul 14.00-16.00 Wita, sejumlah sejuta warga Flores.

Kopi Flores, yang mula-mula bersaing dalam regional dan distrik, terhadap pelaku usaha mengalami kesulitan dalam pemasaran yang global. Melalui Rekor MURI, Kopi Flores, tidak hanya mencantumkan nama besar di mata dunia, namun, kualitas dan cita rasa Kopi Flores memikat para penikmat Kopi di belahan dunia.

Proses pengolahan Kopi Flores dilakukan dalam dua cara, pengolahan secara tradisional dan pengolahan menggunakan mesin teknologi. Kedua proses pengolahan kopi tersebut, tidak mengurangi kualitas dari kopi itu sendiri. Untuk daerah-daerah (desa-desa) yang masih jauh dari jamahan teknologi, pengolahannya secara tradisional ; Kopi dipetik ketika warnanya sudah memerah (merah hati ayam), kopi akan ditumbuk menggunakan lesung dan akan dijemur dengan kurun waktu 14-18 hari.

Proses ini merupakan pemilahan biji kopi dari kulitnya. Benih/biji kopi yang telah dijemur dan mengering, layak untuk digoreng. Setelah digoreng, kopi akan ditumbuk hingga membubuk. Sedangkan proses pengolahan menggunakan mesin teknologi, setelah kopi dipetik (warna kulit kopi merah segar 95 %). Selanjutnya, proses perambangan menggunakan mesin Pulper (pemisahan biji kopi yang baik dan buruk), kemudian dilanjutkan dengan sortasi (pemisahan biji kopi dan kulit tahap dua).

Setelah dipisahkan antara biji kopi dan kulit, kurun waktu 18-36 jam kopi difermentasi. Setelah proses fermentasi, kopi dicuci dan dijemur sesuai ketebalan menggunakan para-para ketebalan 10 cm. Pengeringan biji kopi membutuhkan waktu minimal 18-21 hari jika cuaca dan suhu tidak lembab atau hujan.

Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar air dengan prosentasi 11-12 %. Jika telah selesai pengukuran kadar air, proses selanjutnya pembubukan. Sebelum proses pembubukan, kopi akan disortir lagi, dipilah yang bernas (berkualitas)/beras kopi. Kemudian kopi siap digoreng. Kapasitas mesin penggoreng seberat 50 kg kopi dengan lama waktu 20-25 menit, temperature 160 derajat Celcius-200 derajat Celcius. selanjutnya, kopi akan digilas dengan menggunakan grinder (mol). Tahap akhir, pengemasan sesuai kapasitas kemasan/pengepakan.

Peranan pemerintah dalam dalam menghidupi ekonomi bisnis, pertanian dan ketahanan pangan, produktivitas local, wisata kuliner, adalah berbasis pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), yang mencakup Usaha Makro dan Mikro. Dalam kaitannya dengan produk local, Kopi Flores, Diskoperindag menangani dalam bidang bisnis Usaha Kecil Menengah seperti kedai kopi atau warung kopi dan pengemasan/pengepakan untuk dipasarkan.

Sedangkan untuk Dinas Pertanian, Perkebunan, lebih pada hal-hal teknis, mulai dari proses penanaman, pengolahan dan pengepakan. Namun, dalam perjalanan, koperasi-koperasi berbasis produk local, khususnya Kopi Flores, lebih berinisiatif dan mengambil langkah lebih untuk melakukan pemasaran yang luas. Hal ini, dikarenakan focus utama Diskoperindag lebih pada show produk dan publikasi/promosi.

Dinas Pariwisata lebih memandang sebagai wisata kuliner yang memancing para pelancong dan penikmat Kopi Flores. Sehingga, gaung Kopi Flores lebih terdengar dikalangan masyarakat.

Dengan adanya Rekor MURI Kopi Flores, peranan Kopi Flores seharusnya merangkap pada dinas-dinas terkait dalam membantu pertumbuhan ekonomi sector pertanian dan perkebunan (produsen dan produktivitas), Diskoperindag dan Kepariwisataan sebagai ujung tombak promosi dan testimony terhadap dunia mengenai kualitas unggul cita rasa Kopi Flores.

Sumber kekuatan ekonomi local ada pada produk local jika dikembangkan secara masif. Pengembangan ini harus diwujudkan dalam kegiatan ekonomi kreatif yang melibatkan kelompok-kelompok atau grup-grup tani. Selain sebagai kegiatan yang diorganisir, pengembangan ekonomi kreatif mampu mengurangi peningkatan pengangguran para pencari kerja. Lapangan kerja bias tercipta tanpa harus mengharapkan pekerjaan sipil.

Sektor swasta misalnya, komunits pengusaha kopi yang terjaring dari berbagai kabupaten, bekerja sama dalam mempromosikan kopi Flores, dengan cara mendirikan Center Stockist Kopi Flores. Sehingga, arah pemasaran dan persaingan harga Kopi Flores lebih terkendali, tanpa harus mengharapkan kebijakan dari pemerintah. Sasaran konsumen diketahui oleh para pekerja di bidang marketing.

Kopi Flores, walaupun sudah mendunia, namun di daerah sendiri masih mengalami keterbatasan dalam pengedaran. Persebaran Kopi Flores di masing-masing daerah di Flores terbatas dikarenakan persaingan harga yang tidak teratur. Pada kasus ini, membutuhkan campur tangan pemerintah daerah dalam mengendalikan sirkulasi harga Kopi Flores. Masing-masing daerah sendiri menentukan harga dipatok dari jenis dan kualitas kopi.

Potensial Kopi Flores sangat diminati oleh para pengusaha kopi di bumi Nusantara. Sayangnya nama Kopi Flores hilang begitu saja di tengah pasaran karena pasca dibeli oleh pengusaha, labelnya bukan lagi kopi Flores melainkan diberi label Kopi Jawa atau Kopi Bali. Sentra produksi kopi di Flores sendiri ada di Manggarai, Boawae Kabupaten Nagekeo, Lio Kabuapten Ende serta Bajawa Kabupaten Ngada yang jenis kopinya adalah arabica dan robusta. Banyak orang dari luar Nusa Tenggara Timur (NTT) yang datang ke NTT hanya untuk membeli kopi Flores baik biji ataupun sudah dalam kemasan untuk dikonsumsi secara pribadi.

Kopi Flores dikenal sebagai kopi yang gurih dan nikmat, karena memang ditanam di atas ketinggian 500 meter hingga di atas 1.000 meter. Karena dengan matahari yang bagus dan menghasilkan fotosintesis yang bagus kopi Flores selalu dicari oleh banyak orang.

Perkembangan dunia bisnis dalam bidang wisata kuliner, Pulau Flores, masing-masing Kabupaten sepulau Flores, sudah mulai bersaing membangun kedai-kedai Kopi. Ada banyak jenis-jenis Kopi Flores yang tersebar, seperti Kopi Satar Tacik Manggarai, Kopi Arabika Bajawa, Kopi Mulakoli Nagekeo, Kopi jenis robusta, Golulada dan Kelimutu, Ende, Kopi Lela Maumere, Kopi Hokeng dan Adonara untuk wilayah Flores Timur. Persaingan muncul karena, penikmat Kopi sudah menyebar luas, baik lokal, nasional maupun intenasional.

Penulis : Lorensius Irjan Buu, Koordinator Utama Kopi Flores