Mentan Dorong Penguatan Ketahanan Pangan di Perbatasan RI-RDTL

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Menteri Pertanian (Mentan) Kabinet Kerja Jokowi, Amran Sulaiman mendorong penguatan ketahanan pangan di wilayah perbatasan antara Timor Barat Indonesia dengan negara Republik Demokratik Timor Leste melalui sejumlah program unggulan sesuai potensi daerah di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT, Anis Tay Ruba sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Kamis (9/2/2017).

Anis mengatakan, dalam konteks penguatan ketahanan pangan dimaksud, Mentan Amran Sulaiman pada pertemuan di Jakarta, Senin (6/2) mengundang Bupati Belu, Wilhelmus Lay dan Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran.

Pada kesempatan itu, Bupati Belu meminta bantuan ternak sesuai potensi daerah. Selain itu, akan memberi dukungan terhadap pengembangan komoditi jagung dan padi. Sedangkan Bupati Malaka menyatakan terus mendorong peningkatan komoditi jagung melalui program revolusi pertanian.

Menyikapi pernyataan yang disampaikan dua bupati yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Timor Leste dimaksud, Mentan Amran Sulaiman berjanji akan mengirim sejumlah alat pertanian untuk Kabupaten Malaka antara lain, satu unit eksavator, 10 unit traktor besar, dan 10 unit pompa air. Selain itu akan disalurkan batuan benih dan pupuk. Sedangkan Kabupaten Belu juga diberi bantuan alat pertanian seperti eksavator.

Baca : Tekan Harga Cabai, Distanbun NTT Gelar Operasi Pasar

“Mentan tekankan agar tingkatkan koordinasi dengan instansi lain dan lembaga perbank-an seperti BRI untuk meningkatkan produksi pertanian di wilayah perbatasan,” kata Anis.

Mantan Penjabat Bupati Ngada ini menyampaikan, selain bantuan alat pertanian, Mentan Amran Sulaiman juga akan mengirim tim ahli untuk mengkaji manajemen dan aspek teknis untuk peternakan sapi di Kabupaten Belu dan pengembangan jagung di Kabupaten Malaka.

Penguatan ketahanan pangan di wilayah perbatasan sangat penting mengingat wilayah tersebut merupakan pintu masuk dari negara tetangga ke Indonesia.

“Kita harus serius untuk mewujudkan ketananan pangan di wilayah perbatasan, dan bila perlu setelah swasembada dieksport ke Timor Leste dan Australia. Memang saat ini, produksi jagung masih diarahkan untuk dikirim ke Surabaya dalam rangka menekan impor jagung,” papar Anis.