Orangtua Pasien Bersitegang dengan Dokter di Puskesmas Bakunase Kupang

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Salah satu pasangan orangtua pasien anak yang hendak berobat di Puskesmas Bakunase, Kota Kupang terlibat pertengkaran atau adu mulut dengan dokter yang bertugas di pusat pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.

Pantauan NTTOnlinenow.com, Sabtu (14/01/2017) sekira pukul 11.00 Wita, awal mula pertengkaran tersebut diduga dipicu kesalahpahaman, akibat ada pasien yang tanpa melalui proses antre namun lebih dahulu mendapatkan penanganan dari dokter di Puskesmas Bakunase.

Spontan, ibu dari salah satu pasien yang sudah dari tadi bersabar mengantre langsung mempertanyakan perihal tersebut kepada sang dokter. Kemudian dokter memberikan jawaban bahwa pesien yang langsung ditangani tersebut merupakan pasien dari laboratorium sehingga tidak diwajibkan untuk mengantre lagi.

“Maaf ibu, ini pasien yang baru saja menjalani cek darah di lab, sehingga langsung ditangani karena tadi sudah antre juga disini dan mendapat penanganan,” kata dokter tersebut.

Namun penjelasan dokter tersebut terus mendapat tanggapan dari ibu si pasien yang terlanjur kesal dan menganggap ada diskriminasi atau ketidakadilan terkait penanganan pasien, maka adu mulut pun tak terhindarkan.

Ayah pasien yang sudah tersulut emosi akibat pertengkaran antara dokter dengan istrinya itu, kemudian mengatakan kepada sang dokter untuk menghentikan pertengkaran tersebut. Namun karena nadanya yang meninggi ditambah dengan kata-katanya yang kasar maka sang dokter pun tak terima karena merasa dilecehkan.

Pertengkaran pun semakin panjang, bahkan kedua belah pihak saling mengancam. Merasa dilecehkan dengan kata-kata yang tak pantas serta ancaman pemukulan, sang dokter pun mengancam akan melaporkan ayah pasien itu ke pihak berwajib.

“Kamu bilang saya kode (monyet dalam bahasa setempat), kamu sudah melecehkan saya, kamu juga ancam mau pukul saya sampai mati, jangan karena saya perempuan lalu kamu seenaknya saja main ancam, saya akan laporkan kamu ke polisi,” tegas si dokter.

Pertengkaran itu menarik perhatian pasien lain dan juga keluarga pasien yang berada di puskesmas tersebut, yang seketika mengerumuni untuk melihat dokter dan orangtua pasien yang terlibat adu mulut sengit di pagi hari menjelang siang itu.

Meski adu mulut itu sempat memanas namun tidak sampai terjadi tindak kekerasan. Pertengkaran itu pun dengan sendirinya meredah dan ibu pasien yang tadinya emosi akhirnya meminta maaf kepada dokter tersebut.

Baca : Pemkot Bakal Revisi Perda Nomor 13 Tahun 2016

Kepada media ini, dokter yang tidak mau namanya disebutkan ini mengatakan, pihaknya memberikan perlakuan atau pelayanan yang sama terhadap semua pasien yang berobat ke puskesmas tersebut tanpa memandang siapa orangnya.

“Kami memberikan pelayanan yang sama kepada semua orang tanpa membeda-bedakan. Hanya saja kadang pasien kurang mengerti atau kurang sabar menunggu giliran untuk dilayani, dan kemudian terbawa emosi,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pasien memang harus menunggu giliran berdasarkan nomor urut yang disediakan. Selanjutnya, pasien akan dipanggil sesuai nomor urut antrean untuk dilakukan pemeriksaan oleh petugas.

“Ketika petugas melakukan pemeriksaan dan mendapati bahwa pasien harus dilakukan pemeriksaan lebih intensif maka pasien diarahkan untuk memeriksakan darahnya terlebih dahulu ke laboratorium puskesmas yang tentunya berbeda ruangan dengan ruang perawatan atau poli, dan setelah itu pasien boleh kembali lagi ke poli membawa hasil lab tanpa harus antre lagi,” jelasnya.

Sementara orangtua pasien yang tidak mau namanya diberitakan, saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya terlanjur kesal karena sudah lama mengantre untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terhadap anaknya yang sakit, sementara belum sempat dilayani, dokter terlebih dahulu melayani pasien yang tidak dilihatnya ikut mengantre.

“Siapa yang tidak kesal kalau anaknya sedang sakit dan harus lama antre, berharap segera dapat penanganan, trus tiba-tiba pasien lain yang datang langsung masuk tanpa melalui antrean, kan sepertinya tidak adil penanganan seperti ini. Ditambah lagi dengan penjelasan dokter yang agak kasar, secara spontan langsung keluar emosi,” jelasnya.