DPRD TTU Dukung Pembangunan Patung Kristus Raja Tertinggi di Dunia
Laporan Jean Alfredo Neno
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mendukung serta mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTU untuk segera merealisasikan pembangunan Taman Doa Bukit Neonbat, yang di dalamnya juga akan dibangun patung Kristus Raja tertinggi di dunia setinggi 58 meter di Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, TTU.
Hal ini disampaikan Ketua DPRD TTU, Frengky Saunoa pada acara presentasi awal pembangunan Taman Doa Bukit Neonbat oleh Konsultan Perencana, PT Sabana di Kefamenanu, Kamis (8/12/2016).
Frengky menyatakan, pada prinsipnya pihaknya tidak keberatan dengan rencana pembangunan tersebut dan DPRD TTU siap mendukung pemerintah daerah setempat dari segi kebijakan dan anggaran. DPRD juga juga melakukan persiapan-persiapan untuk membantu pemerintah untuk merealisasikan rencana tersebut.
“DPRD sangat mendukung hal ini, sehingga sudah dua kali tim DPRD melakukan studi banding untuk menyongsong pembangunan taman doa ini, sehingga apa yang kita harapkan dan menjadi mimpi besar masyarakat TTU ini dapat berjalan dengan baik,” katanya.
Menurut Frengky, diskusi terkait pembangunan taman doa tersebut sudah berkembang pada sidang perubahan anggaran tahun 2015 lalu. Pada pembahasan APBD tahun anggaran 2015 juga dilakukan diskusi antara pemerintah dengan Badan Anggaran (Banggar) terkait pembangunan dimaksud.
Baca : Raih 10 Penghargaan, Fraksi Golkar Beri Apresiasi Kepada Jonas Salean
“Kita menginginkan agar ikon wisata di TTU ini juga terangkat, dan dalam diskusi itu kita sungguh menyadari bahwa kita tidak mungkin bersaing dengan NTB, Bali di sektor wisata bahari. Karena itu, kita kemudian bersepakat untuk mengembangkan wisata religi dan wisata budaya yang akan kita dorong untuk kemudian bisa bersaing secara nasional,” katanya.
Meski begitu, Frengky mengemukakan, untuk memenuhi kebutuhan dalam skala lokal, wisata bahari akan menjadi perhatian pemerintah daerah untuk menjadi konsumsi masyarakat setempat. Tetapi untuk bersaing di tingkat regional NTT dan nasional, maka telah disepakati bersama untuk mengembangkan wisata religi dan budaya.
“Oleh karena itu, kita bersepakat untuk membangun taman doa dan lanjutannya dari itu adalah DPRD kemudian mengalokasikan sejumlah anggaran di perubahan tahun anggaran 2015 agar Komisi B bersama SKPD terkait seperti Dinas Pariwisata, Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda, Dinas Cipta Karya bersama sejumlah pimpinan agama sehingga bersama-sama melakukan studi banding ke Gua Maria di Ambarawa,” ungkapnya.
Maksud dan tujuan dari studi banding yang dilakukan, kata dia, yakni untuk memahami atau belajar tentang manajemen pengelolaan sebuah taman doa secara baik. Dengan demikian pemerintah bersama DPRD dapat melakukan persiapan-persiapan sebagai modal pembangunan dan pengelolaan terkait hal dimaksud.
“Ternyata banyak hal yang kemudian kita dapatkan di sana dan itu menambah semangat kita untuk mendorong Pemerintah TTU untuk segera merealisasikan rencana tersebut,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sebagai bentuk dukungan maka pada tahun anggaran 2016 telah dialokasikan anggaran terkait perencanaan pembangunan tersebut. Kemudian pada tahun anggaran 2017 juga sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk memulai pembangunan Taman Doa Bukit Neonbat tahap pertama.
“Karena itu dari aspek regulasi nanti akan didiskusikan bersama antara DPRD dengan Pemerintah TTU. Karena kami mencermati, sampai dengan selesai pembangunan ini dibutuhkan anggaran sekitar Rp 54 miliar lebih. Karena itu, tentu akan dilakukan dengan pola multy years (tahun jamak) dan mesti diterapkan dengan peraturan daerah (Perda) sehingga akan dibahas lebih lanjut untuk menyiapkan payung hukumnya,” jelasnya.
Baca : Yan Richard Mboeik Telah diberhentikan Sebagai Ketua DPP PKP Indonesia NTT
Frengky menambahkan, pembangunan yang diwacanakan tersebut lebih pada korelasi dengan program Presiden Joko Widodo tentang revolusi mental, sehingga sarana dan prasarana dipersiapkan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas religius yang kemudian membawa dampak perubahan pola pikir dan perilaku sehingga dapat menjawab program revolusi mental dimaksud.
“Saya ingin tegaskan bahwa pembangunan taman doa ini bukan karena faktor mayoritas penduduk di TTU beragama Nasrani, dan juga pembangunan taman doa ini bukan untuk kemudian orang bersenang ria, karena itu mohon kepada pihak konsultan untuk memperhatikan konsep tersebut,” tandasnya.
Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandez meyampaikan, dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) TTU, dana yang dibutuhkan untuk membangun taman doa itu ditaksasi antara Rp80 sampai 90 miliar. Sementara dari pihak Konsultan Perencana, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 54,5 miliar lebih yang dialokasikan dalam dua tahap.
“Perbedaan angka ini akan difinalkan pada perencanaan final oleh Konsultan Perencana untuk mendapatkan angka akhir,” katanya.
Bupati TTU dua periode itu berharap, semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat agar mendukung rencana pembangunan taman doa dimaksud, terutama berkaitan dengan lahan. Jangan sampai pemilik tanah menjual tanahnya kepada pihak lain atau pengusaha. Padahal salah satu aspek penting yang diharapkan adalah membawa manfaat tambahan bagi masyarakat di lokasi taman doa.
“Kehadiran taman doa sebagai salah satu destinasi wisata itu, diharapkan akan menggerakkan sektor lain seperti penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan ekonomi kreatif karena terciptanya pasar baru di daerah wisata,” pungkasnya.