Mabes TNI Gelar Dialog Cegah Konflik Sosial di Belu Perbatasan RI-RDTL
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Mabes TNI AD melalui Asintel Kasad gelar kegiatan pembinaan komunikasi (Binkom) cegah konflik sosial di PLBN Mota’ain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL, Kamis (15/6/2023).
Kegiatan bertajuk “peran seluruh komponen masyarakat dalam mencegah konflik sosial di wilayah Kodim 1605/Belu dihadiri akademisi, Wakapolres Belu, Administrator PLBN Mota’ain, organisasi masyarakat, tokoh agama, tokoh adat serta tamu undangan lainnya.
Hadir pula dalam kegiatan itu, Wakil Asisten Intelijen Kepala Staf Angkatan Darat (Waasintel Kasad) Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva, Ketua Tim Kolonel Inf Junaidi, Kaban Kesbangpol Belu Apolinaris Susar, Wadek Universitas Pertahanan RI Ben Mboi, Marsekal TNI Tatar Bonar Silitonga selaku nara sumber.
Dalam sambutan, Waasintel Kasad Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva mengatakan, menghadapi masa politik diminta kepada seluruh komponen masyarakat NTT agar menjaga situasi tetap kondusif tidak terjadi konflik sosial di tahun politik mendatang.
“Program ini bertujuan membangun komunikasi TNI dengan komponen masyarakat dan instansi terkait mengahapi politik sehingga tidak terjadi konflik sosial baik itu perorangan, kelompok maupun orang tertentu,” ucap dia.
Lebih lanjut Brigjen Antonio tegaskan kepada seluruh prajurit TNI agar tetap menjaga netralitas tidak terlibat dalam politik praktis. Di mana dalam Pasal 5 UU No 34 Tahun 2004, dijelaskan bahwa TNI merupakan alat negara dibidang pertahanan negara yang menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
Konteks daerah Belu yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste diharapkan, Kabupaten Belu menjadi baromoter, miniatur Kabupaten baik untuk seluruh Indonesia. Dimana terciptanya hubungan yang humanis antar suku juga TNI dengan komponen lainnya.
Tambah Brigjen Antonio usai kegiatan itu menuturkan, kegiatan hari ini merupakan awal, kedepannya akan didesain lebih baik dan bisa menyebar hingga ke tingkat kecematan dan desa sehingga bisa menjaring aspirasi warga masyarakat.
Kaitan dengan maraknya aksi penyelundupan yang menjadi konflik sosial masyarakat dengan aparat, jelas dia perlu kerjasama seluruh pihak perbatasan, sehingga mencegah terjadinya aksi ilegal tersebut.
Sementara itu Pastor Paroki Atapupu, Romo Goris Didu, Pr menyampaikan harapan warga dari aspek keagamaan, kami sangat mendukung program TNI lebih utamakan aspek pencegahan konflik sosial di wilayah perbatasan Belu.
“Terkait pencegahan konflik sosial itu tidak bisa dilakukan komponen tertentu seperti aparat TNI dan Polisi. Tapi apabila dilakukan secara bersama seluruh komponen maka akan tercipta masyarakat yang hidup aman tentram,” pungkas dia.