Wabup Belu Buka Workshop Diseminasi Hasil Kajian Dampak Perubahan Iklim
Atambua, NTTOnlinenow.com – Yayasan Plan Internasional Indonesia bersama mitra kerjanya, Yayasan Pijar Timur Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Belu melaksanakan Workshop tentang Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pembangunan Air dan Sanitasi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menuju Kabupaten Belu Open Defecation Free (ODF).
Workshop tersebut, diselenggakab dalam rangka mendukung komitmen Pemerintah Daerah untuk menciptakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Kegiatan dibuka Wakil Bupati Belu Drs. Aloysius Haleserens, MM, bertempat di Aula BP4D Kabupaten Belu, Kamis (7/7/2022).
Kegiatan Assesment tentang dampak perbahan iklim terhadap pembangunan air dan sanitasi ini dilaksanakan melalui diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discussion (FGD) secara daring dengan berbagai Stakeholders.
Seperti Kelompok pemerintah/Pokja, masyarakat, Wirausahawan/ti dan Penyandang Disabilitas, dengan tujuan untuk melakukan desiminasi hasil CVR Assesment dampak perubahan iklim dan kebencanaan terhadap pembangunan air dan sanitasi di masyarakat.
Untuk meningkatkan awareness pemerintah terkait perubahan iklim dan dampak terhadap sektor air minum, sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Belu.
Wakil Bupati Belu – Drs. Aloysius Haleserens, MM dalam arahannya mengatakan, kejadian bencana yang sering terjadi di Provinsi NTT merupakan dampak dari perubahan iklim.
Hal ini juga berdampak pada air dan sanitasi, yakni musim kemarau yang panjang menyebabkan ketersedian akan air sangat berkurang, sumber mata air mengalami penurunan drastis, bahkan kering, jamban tergerus.
Hal ini merupakan tantangan besar bagi Pemerintah Kabupaten Belu untuk menganalisa perubahan iklim dan kebencanaan terhadap pembangunan air dan sanitasi di masyarakat.
Untuk mengintegrasikan hal tersebut, lanjut Wabup Belu dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari semua stakeholder sehingga permasalahan dan penyusunan rencana aksi perubahan iklim air minum, sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Belu dapat terwujud.
“Untuk mengeliminasi perubahan iklim dibutuhkan kerja sama lintas sektor. agar kesehatan bisa diraih yang pada akhirnya tercipta apa yang menjadi cita – cita masyarakat Kabupaten Belu lewat kepemimipinan saat ini, yakni masyarakat Belu yang sehat, berkarakter dan kompetitif,” tandas Wabup Belu.
Sementara itu, Pimpinan Yayasan Plan Indonesia – Husein Pasaribu dalam sambutannya mengatakan, kedatangan pihaknya ke Kabupaten Belu untuk melakukan kajian singkat terkait perubahan iklim dan bencana dan dampaknya terhadap ketersediaan air minum dan sanitasi di Kabupaten Belu.
Hasil kajian tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam menyusun rencana pembangunan di daerah dengan memperhatikan perubahan iklim yang terjadi.
“Tahun ini Kabupaten Belu akan menjadi Kabupaten Stop Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar. Ini capaian yang sangat baik karena berbasis kesetaraan Gender dengan memperhatikan kebutuhan perempuan, Penyandang Disabilitas dan Orangtua,”ucapnya.
Adapun narasumber dalam Workshop ini, Tim Konsultan dari Jakarta, mempresentasikan Hasil CVR Assesment dampak perubahan Iklim Terhadap Pembangunan Air dan Sanitasi dan Diskusi hasil CVR Assesment Dampak Perubahan Iklim di Kabupaten Belu. (Tim Layanan Info Publik belu014/toeb)