Lagi, CD Bethesda Yakkum Salurkan Bantuan Susu dan Multivitamin Bagi ODHA di Belu
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Community Development (CD) Bethesda Yakkum kembali menyalurkan bantuan susu dan multivitamin kepada Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL.
Kepada media, Sabtu malam (22/8/2020) Kordinator CD Bethesda Yakkum wilayah Belu Yosefat Ician menuturkan, bantuan tersebut merupakan salah satu kegiatan respon Covid-19 di era New Normal.
Dijelaskan, sasaran bantuan susu dan multivitamin untuk minimal 50 ODHA kurang mampu tersebar di wilayah pelayanan 7 Puskesmas dalam Kabupaten Belu, yakni Puskesmas Halilulik, Atambua Selatan, Umanen, Ainiba, Atapupu, Silawan dan Wedomu.
“Bantuan diserahka langsung di puskesmas, setelah itu distribusi ke ODHA dilakukan bersama Kepala Puskesmas dan/atau Pengelola Program HIV di Puskesmas,” urai Yosefat.
“Empat puskesmas sudah serah terima dan penyaluran ke ODHA. Yang belum dan akan segera distribusi dalam bulan Agustus ini adalah Puskesmas Umanen, Silawan dan Halilulik,” sambung dia.
Diterangkan, pemberian Makanan Tambahan (PMT) ini untuk mendukung kesehatan dan stamina ODHA menghadapi Covid-19 di era new normal. Selain itu mendukung gizi ODHA karena mereka rutin, setiap hari dan seumur hidup minum (obat) ARV.
Lanjut dia, melalui aksi ini menggugah kita semua terutama pemerintah terutama di desa atau kelurahan untuk memberi perhatian lebih bagi komunitas yang masih mengalami stigma dan diskriminasi kuat di masyarakat. Perlu menaikkan anggaran baik untuk pencegahan, pengobatan dan makanan tambahan yang bergizi.
Sesuai data kumulatif HIV dan AIDS periode 1997-2020 Dinas Kesehatan Propinsi NTT, Kabupaten Belu menempati urutan kedua dengan total 973 kasus. Ada 478 kasus HIV dan 495 kasus AIDS, meninggal 249 kasus.
Dibanding Kota Kupang lanjut Yosefat, yang menempati urutan teratas dengan 1.526 kasus HIV dan AIDS, tetapi yang meninggal 68 kasus. Tidak sampai 100 kasus meninggal.
Situasi ini membutuhkan komitmen semua pihak untuk terlibat aktif mencegah penularan serta mendukung mereka yang sudah HIV untuk rutin konsumsi obat ARV. Pemerintah bisa menaikkan anggaran baik melalui APBD dan terutama Dana Desa, tidak hanya untuk pengobatan dan pencegahan tetapi juga untuk makanan tambahan bergizi.
“Kita tidak boleh melihat ODHA dari satu sisi saja bahwa mereka berperilaku buruk, tidak bermoral, dan sebagainya. Banyak juga ODHA tertular karena ketidaktahuannya. Ditularkan oleh pasangannya yang justru berperilaku buruk,” ucap Yosefat.
Diharapkan, ke depan meski terbatas sumber pendanaan perlu solusi atau jalan keluar untuk menaikkan anggaran dari APBD dan terutama Dana Desa selain untuk pengobatan dan pendidikan di masyarakat, juga perlu PMT untuk mendukung gizi ODHA.
“Kasus HIV dan AIDS tinggi, tetapi alokasi anggaran masih rendah. Perlu solusi dan jalan keluar untuk menyelamatkan ODHA & mencegah penularan lebih luas,” pangkas Koordinator CD Bethesda Belu itu.