Pena Batas RI-RDTL Berbagi Kasih Dengan Warga Kurang Mampu di Kabupaten Belu
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTonlinenow.com – Organisasi Persatuan Jurnalis Perbatasan (Pena Batas) RI-RDTL melakukan kegiatan bakti sosial berbagi kasih dengan warga kurang di Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu wilayah Timor Barat, Jumat sore (27/12/2019).
Kegiatan bentuk peduli sesama para pekerja jurnalis di daerah Belu yang tergabung dalam wadah Pena Batas menyasar ke keluarga Ignasia Abuk yang tinggal di gubuk reotnya RT O2 Dusun Oebubur, Desa Naitimu, Halilulik, Desa Naitimu.
Dalam kegiatan tersebut Pena Batas memberikan sumbangan berupa sembako yang diserahkan oleh Ketua Fredrikus Bau didampingi para pengurus Pena Batas yang diserahkan langsung ke keluarga Ignasia Abuk.
Frederikus kepada awak media usai memberikan bantuan mengatakan, bantuan yang diberikan Pena Batas kepada keluarga kurang mampu ini bukan karena dianggap berlebihan dari segi materil, namun berangkat dari sebuh kepedulian kami.
Dituturkan, hari ini saya bersama dengan teman-teman wartawan di Belu dalam naungan Pena Batas, berkunjung kepada ibu Ignasia Abuk sekeluarga untuk berbagi kasih dan menyerahkan sedikit bantua sembako dan lain-lainnya.
“Kami berikan bukan karena ada kelebihan dan kekurangan kami, tapi ini tulus dari teman-teman media yang peduli. Meski tidak seberapa, kiranya bantuan ini bisa mengurangi beban dan dapat berguna untuk keluarga,” pinta dia.
Dijelaskan, dalam pemberitaan media VoxNtt.com dan TimorDaily.com, kehidupan keluarga Ignasia Abuk sangat memprihatinkan, dimana satu keluarga yang berjumlah 17 orang menghuni atau tinggal di sebuah gubuk yang reot beratapkan alang-alang dengan dinding bebak berlubang ditambal gunakan terpal.
Lebih lanjut menurut Fredrikus, mereka satu keluarga makan sehari-hari juga sangat memperihatinkan yakni harus makan pisang rebus sampai satu minggu lebih untuk mempertahankan hidup.
“Kita melihat ini sudah tidak manusiawi lagi, sebab ketika Presiden Jokowi menggelontorkan uang yang sangat banyak di daerah perbatasan termasuk Kabupaten Belu, tapi masih ada penduduk di Belu yang melarat,” ungkap dia.
Ditambahkan, bantuan yang diberikan ini murni dari teman-teman media yang melakukan pengumpulan dana atau patungan kemudian belanja sembako dan sedikit uang untuk kebutuhan lainnya.
Kesempatan itu ditegaskan juga kalau bisa jangan terlalu diributkan soal kependudukan apakah itu warga Mandeu atau Naitimu. Namun yang pastinya Pemerintah punya kewajiban untuk membantu masyarakat kurang mampu yang membutuhkan.
“Yang terpenting saat ini pemerintah harus menyiapkan program yang bisa mengatasi kondisi mereka itu, karena saya yakin bahwa masalah kemiskinan di Belu terlalu banyak dan menunggu perhatian pemerintah baik kabupaten, provinsi dan pusat,” pungkas dia.