ASPIRASI INDONESIA : Rasionalisasi Potensi Dalam Penyusunan Kabinet Indonesia Kerja II
Laporan Frans Watu
Jakarta, NTTOnlinenow.com – Dalam kurun waktu dua bulan ke depan Ir. Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 – 2024. Masyarakat menunggu, siapa saja yang akan dipercaya Jokowi untuk mengisi kursi di Kabinet Indonesia Kerja II nanti ? Dalam pertemuannya dengan pemimpin redaksi media massa belum lama ini, Jokowi telah memberi sinyal komposisi Kabinet Kerja II 45 % dari kalangan Partai Politik dan 55 % dari professional. Dan yang lebih menarik pada beberapa kesempatan Jokowi menyampaikan akan melibatkan orang muda (kelompok milenial) dalam Kabinet Kerja II.
Bertempat di Puri Denpasar (19/8/2019) Aspirasi Indonesia bersama masyarakat diaspora Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar diskusi “rasionalisasi potensi dalam penyusunan Kabinet Indonesia Kerja II” yang mengahdirkan para praktisi hukum dan aktivis dari bumi Flobamora. Diskusi yang di pandu praktisi hukum Servas Manek, menghadirkan Marselinus Ado Wawo,SH (Ketua Aspirasi Indonesia), Petrus Selestinus,SH,MH (Praktisi Hukum), DR. Alo Lele Maja (mantan Dubes RI Chili), Wiliam Yani Nuwa Wea (DPRD DKI), Drs.Ense da Cunha Solapung (Wakil Ketua Tim Bravo 5 Muda), Ardi Mbalembout,SH,MH,CLA (Wakil Ketua Ketua Umum Ikatan Penasehat Hukum Indonesia), DR.Prudens Maring (Dosen UI), Paskalis da Cunha, Paskalis Piter (Praktisi Hukum), Didi Say (FKM Flobamora).
Dinamika politik di seputaran kursi kabinet saat ini sangat terasa, untuk itu kita perlu memperjuangkan agar semangat gotong royong dan bhineka tunggal ika dapat terwujud dalam Kabinet Indonesia Kerja II. Kita sepakat dengan policy Jokowi dalam hal komposisi personalia kabinet yang mengedepankan profesionalisme dan dukungan politik yang berimbang.
Menurut Marselinus Ado Wawo, Aspirasi Indonesia memandang perlu untuk merekomendasikan figur-figur yang memiliki track record (integritas), komitmen dan loyalitas terhadap nasionalisme serta visi dan misi yang mumpuni demi menghadapi era milenial yang penuh tantangan.
Dalam diskusi tersebut terkuaklah beberapa nama putera NTT yang direkomendasikan untuk dipertimbangkan Jokowi dalam Kabinet Indonesia Kerja II antara lain, Andi Gani Nena Wea,SH. (Ketua Umum KSPSI) Johnny G.Plate,SE (Nasdem), Dr. Anton Doni (PKB), Viktor Bungtilu Laiskodat,SH,M.Si.(Nasdem), Dr. Cornelis Lay ( Akademisi). Yang menarik dalam diskusi tersebut pengacara senior Peter Selestinus,SH,MH. turut disertakan dalam rekomendasi sebagai Jaksa Agung.
Rekomendasi Aspirasi Indonesia juga tidak terlepas dari beberapa pertimbangan, pertama konstelasi politik mutakhir yang senantiasa dibayang-bayangi oleh polarisasi yang sarat dengan isu-isu egosentris dan sectarian. Maka dalam konteks transisional menuju era politik milenial, demi menghadapi kecenderungan laten ekstrim kanan mutlak untuk mewujudkan penguatan bagi politik kebangsaan.
Kedua dalam konteks pembangunan bangsa yang berkeadilan dan pemerataan maka, figur-figur dari daerah yang tertinggal di republik ini seharusnya mendapat kesempatan untuk dapat mengejar ketertinggalannya secepat mungkin. Salah satu syaratnya adalah terlibat aktif dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan.
Dari kedua rekkomendasi tersebut forum sepakat tokoh buruh Andi Gani Nena Wea,SH dan praktisi hukum Petrus Selestinus,SH.MH. sangatlah pantas untuk masuk dalam gerbong Kabinet Indonesia Kerja II dari non partai (profesional).
Andi Gani Nena Wea, SH adalah putra Jacob Nuwa Wea pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), peranah menjabat Menteri Tenaga Kerja di era Presiden Megawati dianggap bisa mewakili kelompok milenial dan professional. Leadhersip yang kuat dengan dukungan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia dianggap mampu mengatasi persoalan di Kementrian Tenaga Kerja atau bisa juga sebagai Kepala Sekretariat Presiden (KSP).