Tolak Gerakan People Power, Tokoh Adat Ajak Warga Belu-Malaka Tidak Terprovokasi
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Pius Seran B, salah seorang tokoh adat di Kabupaten Belu menegaskan bahwa dirinya menolak gerakan people power atau aksi kedaulatan rakyat dan meminta warga tidak terpengaruh.
“People power satu gertakan saja. Kota tidak setuju people power, karena tujuannya apa,”? tanya dia saat ditemui awak media usai acara acara ikrar damai PSHT dna IKS PI Kera Sakti di lapangan umum Atambua, Sabtu (18/5/2019).
Dikatakan, sebagai orang tua yang mempunyai perhatian bagaimana kita semua yang ada di bangsa Indonesia harus hidup dalam kedamaian.
Lanjut di, ada bahasa-bahasa yang meluncur bahwa gerakan people power itu mau mengguling Pemerintah dan ini tidak jamannya lagi.
“Tapi kalau umpannya dianggap bahwa mereka karena tidak puas karena ketidakadilan, kenyimpangan itu ada hukum berjalan terakhir kan ada di MK,” ujar dia.
Pius Seran selaku Pengurus Forum Pembaharuan Kebangsaan (FPB) juga tokoh adat sabete seladi menghimbau kepada seluruh warga Belu dan Malaka agar tidak termakan isu dukung dan terlibat gerakan people power.

“Mari kita semua bersabar tunggu hasil putusan Pemilu yang akan diumumkan pada tanggal 22 Mei mendatang,” ajak Seran B.
Masih menurut dia, tadi dari sepuluh pernyataan ikrar damai ada satu point yang mengatakan bahwa organisasi pencak silat tidak dukung dan terlibat dalam people power. Artinya forum pernyataan forum ini baik sekali.
“Kita harapkan warga di Belu juga Malaka tidak terprovokasi, tetap jaga situasi sehingga tetap kondusif. Tolak people power dan kita tunggu saja hasil putusan KPU nanti,” tandas dia.
Sementara itu Bupati Belu, Willybrodus Lay menegaskan bahwa wacana gerakan “people power” tidak terdengar dan memastikan tidak akan ada gerakan “people power” di Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL.
“Di Belu saya tidak pernah dengar wacana itu (people power-red). Isu atau wacana saja tidak dengar, apalagi gerakan?,” tegas Lay.
Diimbau kepada seluruh warga Belu, harus tetap tenang saat pengumuman hasil Pemilu. Apapun hasilnya harus deterima karena itulah esensi demokrasi tertinggi.
“Kita harus tetap menjaga situasi tetap kondusif dan keutuhan NKRI dari perbatasan rai Belu,” pinta Lay.