Empat Kecamatan di Tapal Batas Belu-Timor Leste Endemis Malaria
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTonlinenow.com – Ada empat Kecamatan endemis malaria di wilayah Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste, Kota Atambua, Atambua Selatan, Atambua Barat dan Kakuluk Mesak.
Demikian Wakil Bupati Belu, J. T Ose Luan dalam sambutannya sekaligus membuka pertemuan planing dalam rangka pelaksanaan pekan kelambu anti nyamuk massal daerah fokus di Kabupaten Belu, Jumat (29/9/2017).
Menurut data Dinas kesehatan Kabupaten Belu terjadi peningkatan kasus malaria di wilayah tapal batas Belu pada 3 tahun terakhir. Tahun 2014 sebanyak 1.958 kasus malaria positif, tahun 2015 sebanyak 3.356 kasus malaria Positif dan tahun 2016 sebanyak 2.181 kasus malaria positif. “Harapan kita pada tahun 2017 ini kasus malarianya bisa menurun,” ujar dia.
Jelas Luan, malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini berdampak pada penurunan kwalitas Sumber Daya Manusia dan berpengaruh terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian Ibu hamil/melahirkan, bayi dan balita.
“Malaria merupakan penyakit menular yang mendapat prioritas penanggulangan sebagaimana yang tercantum dalam peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010. Di Indonesia angka kesakitan malaria berdasarkan hasil pemeriksaan Loboratorium dari tahun 2009 sampai tahun 2016 cenderung menurun, dari 1.85/1.000 penduduk menjadi 0,85/1.000 penduduk,” urai dia.
Baca juga : 30 WNA Asal Timor Leste Dipulangkan Imigrasi Atambua Melalui PLBN Mota’ain
Masih menurut dia, salah satu strategi pengendalian malaria adalah program kelambunisasi yang diawali dengan mikro planing pelaksanaan pekan kelambu massal dan fokus. Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun strategi dan mekanisme pelaksanaan distribusi kelambu massal fokus di Kabupaten Belu dalam menunjang penurunan angka kesakitan malaria.
“Atas nama Pemda dan masyarakat Belu saya sampaikan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi NTT yang telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Belu dalam memfasilitasi terselenggaranya kegitan ini,” ujar Luan.
Dikatakan bahwa, kelambu penting untuk pencegahan malaria baik saat malam maupun siang saat istrahat. Sebab nyamuk itu mengeluarkan penyakit malaria yang menular dan masih menjadi penyakit masyarakat. Oleh karena itu para Camat, Kepala Puskesmas dan stakeholder yang hadir harus gencar sosialisasi dan lakukan foging.
“Kiranya pertemuan hari ini mengahasilkan komitmen bersama dalam rangka eliminasi malaria. Diharapkan pada seluruh peserta yang hadir di dalam mengemban tugas yang sangat penting, tidak hanya dalam konteks pelayanan secar umum namun lebih dari itu yang dilayani adalah masyarakat secara umum dan keluarga kita sendiri,” harap mantan Sekda itu.
Untuk diketahui, kegiatan akan berlangsung selama dua hari hingga besok dengan peserta dari para Kepala Puskesmas, para Camat serta stakeholder. Adapun materi bagi peserta pertemuan disampaikan oleh Kadis Kesehatan Belu, Theresia Saik dan D. C Meri Pai pengelola Pogram Malaria Dinkes Provinsi NTT.