Bank Indonesia Resmikan Pilot Project Jangkau Kecamatan-Desa di Perbatasan Mota’ain

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Bank Indonesia meresmikan pilot project jangkau Kecamatan-Desa di PLBN Mota’ain, Desa Silawan, Kecamatan Tastim, Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste, Senin (17/7/2017).

Hadir dalam peresmian, Deputi Gubernur BI, Anggota Komisi X DPR RI, Gubernur Provinsi NTT, Kepala BI Perwakilan BI NTT, Bupati Belu, Pimpinan Forkompinda Belu, Dansatgas Yonif Raider 712/WT, Pimpinan Perbankan BUMN, BUMD serta Pimpinan OPD Belu.

Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan, peresmian pilot project BI terjangkau sangat penting bagi warga. Konteks wilayah perbatasan, program pilot project mempunyai arti karena sangat strategis bagi Indonesia.
Ini menunjukan Rupiah sebagai kedaulatan bangsa ini dan dunia luar bahwa Rupiah juga eksis di wilayah perbatasan.

“Program ini merupakan upaya BI dalam mendukung Program Nawacita Presiden Jokowi yaitu membangun dari daerah pinggiran dengan cara menjamin dan menyediakan mata uang rupiah di titik-titik batas,” sebut dia.

Dipilihnya pilot project BI jangkau pemerintah memilih di wilayah perbatasan, jelas Sugeng, karena letak geografinya sangat istimewa NTT mempunyai 3 PLBN. Ini untuk mengerakan aktifitas ekonomi di wilayah perbatasan ini, sehingga tidak menggunakan valuta asing tetapi hanya menggunakan Rupiah.

“Ke depan akan diresmikan juga pilot project di dua PLBN lain yakni Wini dan Motamasin,” ucap dia.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menyampaikan terima kasih kepada BI karena sudah memilih PLBN Mota’ain sebagai tempat pelaksnaan pilot project BI jangkau Kecamatan/Desa sehingga dapat menunjukan kepada dunia adanya kedaulatan rupiah dari negara asing sehingga warga negara asing yang masuk ke NTT menggunakan Rupiah.

“Terimakasih pada BI karena sudah punya perhatian kusus kepada provinsi NTT, dimana BI sudah mendistribusikan Rupiah sampai ke Kecamatan dan Desa sehingga masyarakat mudah mengelola uang dan memahami tentang rupiah,” ujar dia.

Terkait tarif angkutan udara yang sangat mahal di wilayah NTT diharapkan pada BI untuk mencari kebijakan agar dapat menurunkan tarif angkutan udara sehingga mendorong masyarakat dari luar untuk lebih banyak berkunjung ke NTT.

Senada ucapan terimakasih disampaikan Bupati Belu Willy Lay menyampaikan karena telah memilih perbatasan Belu sebagai salah satu lokasi peresmian pilot project BI jangkau rupiah untuk kedaulatan negeri.

Dikatakan, kegiatan ini menunjukkan program nawacita Presiden Jokowi bukan hanya ucapan semata namun kerja nyata. Diharapkan, ke depan acara ini juga bisa dilaksanakan di perbatasan Turiscain, Kecamatan Raihat yang menjadi salah satu pintu pelintasan.

“Karena di lokasi Haekesak yang berbatasan langsung dengan Maliana, distric Bobonaro, Timor Leste itu juga kegiatan transaksi jual beli barang sangat tinggi,” terang Lay.

Pilot Project ini dilakukan di 7 Provinsi yang wilayahnya berbatasan langsung dengan negara luar yaitu di Provinsi Kepulauan Riau, Kaltara, Kalbar, NTT, Sulut, Maluku Utara dan Papua. Bersamaan dioperasikan ATM di PLBN Mota’ain untuk memudahkan proses transaksi jual beli di wilayah batas. Juga akan dibangun pelayanan Money Changer sebagai upaya untuk mengurangi beredarnya valuta asing di pusat ekonomi wilayah perbatasan.

Kesempatan itu dilakukan penyerahan bantuan PSBI oleh Deputi Gubernur BI Kepada Gereja Paroki Roh kudus Haliluk dan Masjid Al Mujahiddin Atambua. Penyerahan bantuan secara simbolis CSR kepada SD Mota’ain, SDK Naneklot, SMPN Silawan, SMP2 Atapupu dan SMP Ainiba, SMPN Silawan, SMPN dari Direktur Bank NTT, Mandiri, BRI, BNI, BTN dan Pengadaian.