Proyek Air Minum di Desa Ruis Mangkrak, Kontraktor Cuci Tangan
Laporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Sebagaimana berita yang pernah dilansir media ini pada edisi sebelumnya, bahwa proyek pembangunan jaringan air minum bersih di desa Ruis, Kecamatan Reok, kabupaten Manggarai tahun anggaran 2016 mangkrak, pembangunannya tidak dikerjakan sampai selesai atau tuntas.
Proyek yang menelan biaya senilai 200 juta rupiah itu untuk 2 (dua) lokasi mata air, yaitu lokasi 1 (satu) Wae Sosor di kampung Ruis dan lokasi 2 (dua) Wae Rutung di Golo Conggo. Anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2016 dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten Manggarai.
Proyek yang belakangan baru diketahui dikerjakan oleh seorang kontraktor lokal bernama lengkap Edu Lomen warga asal Reok, kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai itu nasibnya kini benar-benar diujung tanduk.
Sebelumnya ketika dikonfirmasi wartawan, Lomen enggan menerima telepon dan menjawab pertanyaan wartawan via SMS.
Namun setelah dikonfirmasi berulangkali pada waktu yang berbeda, akhirnya Ia menjawab pula namun alasannya sedang berada diluar kota Ruteng, tepatnya di Lembor kabupaten Manggarai Barat.
“Maaf saya berada di Lembor ada acara keluarga dan hari, Senin (24/4/2017) mendatang akan dilanjutkan pengerjaannya,” katanya via telepon seluler miliknya.
Baca : PKL Depan RSUD dr.Ben Mboi Ruteng Segera Dibersihkan
Namun sesaat kemudian, disusul SMS berbunyi, “nanti kita ketemuan dulu e…,” ungkapnya kepada NTTOnlinenow.com via pesan singkat HP miliknya. Tak tahu, apa maksud SMS nya itu.
Sementara itu, sejumlah warga Ruis, kepada wartawan mengaku sangat kecewa dengan ulah kontraktor tersebut.
Warga meminta kepada pihak berwajib seperti Kepolisian dan Kejaksaan untuk segera turun tangan melakukan investigasi langsung di lapangan untuk melihat lebih dekat situasi dan kondisi yang sedang terjadi, dan kontraktornya harus bertanggungjawab karena menyangkut keuangan negara, pungkas warga itu.
“Kami sudah tidak percaya dengan DPR Dapil Reok. Kami sudah berkali-kali menelepon mereka, mengadu masalah ini, seperti Ben Isidorus, tetapi tidak ada realisasinya. Buktinya proyek ini masih seperti ini. Kontraktornya sepertinya cuci tangan,” kata Alfons Kosang kepada wartawan penuh kesal.
Mosi tak percaya pula disematkan kepada pemerintah kabupaten Manggarai.
“Kami usulkan proyek ini dulu karena kami kesulitan air minum bersih masuk kampung. Tetapi ternyata hasilnya begini saja. Kami sangat kecewa dan tidak percaya lagi dengan pemerintah. Inikan uang negara, kok malah dihambur-hamburkan begini saja oleh kontraktor ini. Mana pemerintah,” tandas Vitalis Nahor bersama warga lainnya.