Kenang Wafat Yesus, Umat Katolik Jalan Salib Hidup di Gua Toro
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Mengenang sengsara dan wafatNya Yesus Kristus di kayu salib, umat Katolik Sta. Maria Imaculata Paroki Katedral, Keuskupan Atambua, Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL merayakan melaksanakan jalan salib hidup di Gua Toro, Tulamalae, Jumat (14/4/2017).
Perayaan Jumat Agung mengenang sengsara dan wafat-Nya Yesus Kristus sang juru selamat di kayu salib merupakan bagian dari tri suci, sebelum perayaan kebangkitan Yesus atau hari Paskah pada hari Minggu tanggal 16 April lusa.
Tablo jalan salib hidup diperankan para pemuda/pemudi Katolik dari lingkungan Bunda Beriman, Toro, Keluarahan Tulamalae. Prosesi jalan salib dimulai pada pukul 08.00 Wita yang mengelilingi 14 perhentian dalam kompleks gua Toro.
Perayaan mengenang sengsara dan wafat-Nya Yesus Kristus disaksikan Uskup Atambua, Mgr.Dominikus Saku,Pr yang dihadiri juga Sekda Belu, para biarawan/biarawati. Isak tangis ratusan umat dalam prosesi itu tak terhindarkan saat menyaksikan para algojo menyiksa, mencabuk Yesus dari mulai perhentian pertama sampai perhentian terakhir (14 stasi).
Baca : Umat Sukabiren Gelar Silentium Magnum Kenang Wafatnya Yesus Kristus
Prosesi perayaan jalan salib hidup mendapat pengawalan dari pihak keamanan, TNI-Kodim 1605/Belu, Polres Belu dan Brimob Subden 2 Pelopor. Perayaan jalan salib tersebut yang selesai pada pukul 10.00 Wita berjalan aman dan lancar.
Uskup Dominikus Saku, Pr pada pesan sucinya usai jalan salib menyampaikan jalan salib mengenang sengsara dan wafat-Nya Yesus memiliki tiga refleksi yakni, refleksi akan keselamatan obyektif, keselamatan subyektif dan tugas kita sebagai manusia belum selesai.
Refleksi keselamatan obyektif jelas Uskup Dominikus, Tuhan telah mati di kayu salib 2000 tahun silam. Sehingga kalau tanpa ada prosesi jalan salib hari ini pun, Yesus sudah wafat. Keselamatan subyektif, sebagai insan manusia kita harus terlibat dalam jalan salib Yesus.
Sementara refleksi ketiga bahwa, Yesus sudah tersalib namun, tugas kita manusia di bumi belum selesai. Kita selalu diajak masuk dalam jalan salib. Kita juga dituntut untuk selalu adil dan bertindak rasional.