Umat Sukabiren Gelar Silentium Magnum Kenang Wafatnya Yesus Kristus
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Umat Kristiani St.Ignasius Loyola Sukabiren Paroki Sta.Imaculata Katedral Atambua, Keluarahan Rinbesi, Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu, Timor Barat perbatasan RI-Timor Leste melaksanakan Silentinum Magnum atau hening agung guna mengenang kisah sengsara dan wafat-Nya Yesus Kristus di kayu salib.
“Silentium magnum ini baru pertama kali dilakukan umat Sukabiren di paroki Sta. Maria Imaculata bahkan di Keuskupan Atambua. Acara dimulai Jumat Agung (14/4) pada pukul 06.00 Wita sampai Sabtu (15/4) pukul 06.00 Wita,” ungkap Pius Fahik salah seorang umat yang ditemui media, Kamis (13/4) malam di Sukabiren.
Kegiatan hening agung jelas Fahik, sudah sering dilakukan oleh orang tua secara turun-temurun sejak dahulu. Kegiatan ini kita hidupkan kembali dengan tujuan guna bentuk pembinaan secara tidak langsung kepada generasi muda saat ini. “Besok itu seluruh aktivitas dihentikan, kita fokus hening, tidak ada bunyi-bunyian musik atau televisi,” ujar dia.
Dikatakan, seluruh pengurus serta Ketua Lingkungan telah menyampaikan pengumuman di seluruh akses jalan masuk Lingkungan Sukabiren. Guna mendukung kelancaran giat itu pengurus lingkungan telah bekerjasama dengan Dinas Perhubungan dan pihak kepolisian untuk menutup semua akses jalan masuk ke lingkungan ini.
Akui dia, taman doa yang dibuat umat sudah didatangi beberapa Romo Paroki Katedral dan mereka berikan dukungan penuh kegiatan hening agung. Bagi para generasi muda, moment tersebut sangat penting, apalagi selama ini generasi muda mereka menganggap bahwa iman hanyalah sebuah formalitas.
Baca : Pesan Paskah Majelis Sinode Gereja Masehi Injili Di Timor Tahun 2017
“Ini penting untuk para generasi muda lebih menghayati makna dari “pekan suci” ini. Jadi kita betul-betul hening untuk merefleksikan atau melihat diri kita seperti apa. Buktinya dari sore sampai malam ini ada yang sudah tergerak imannya dan berdoa di taman,”terang dia.
Lanjut Fahik, pada Sabtu Haleluya (15/4) seluruh listrik di rumah umat dipadamkan dan lilin-lilin dinyalakan didepan rumah dan di sepanjang jalan utama lingkungan mulai dari cabang apodeti toko sinar gemilang, kemudian gudang Paris Indah juga cabang bawah batas Tanah Merah. “Nyala ribuan lilin itu untuk kenang kebangkitan Kristus dan juga memaknai kebangkitan Kristus,” terang dia.
“Untuk hari Minggu Paskah kita lakukan acara pencarian telur paskah dan hiasi telur paskah oleh anak-anak SD. Juga diadakan lomba untuk anak-anak pelajar SMP melukis stiker pembatas Alkitab,” tambah Fahik.
Diharapkan, kegiatan yang pertama dilakukan umat Sukabiren dapat berdampak pada seluruh umat Katolik di wilayah Belu maupun wilayah lainnya agar tergerak hati untuk melakukan kegiatan silentium magnum kedepan guna mengenang sengsara dan waftaNya Yesus Kristus. “Ini jadi agenda tetap lingkungan Sukabiren setiap tahunnya dan tahun depan bisa ada lingkungan-lingkungan lain lakukan hal serupa untuk kenang sengsara dan wafatNya Yesus Kristus,” akhir Fahik.