Pendukung Paslon Agus-Silvy Dukung Paslon Ahok-Jarot

Bagikan Artikel ini

Jakarta, NTTOnlinenow.com – Para pendukung paslon 1 Agus-Silvy berbondong-bondong mengalihkan dukungan ke paslon 2, Basuki Tjahaya Purnama – Djarot Saiful Hidayat. Fenomena tersebut setidaknya terlihat dari deklarasi para pendukung paslon 1 ke paslon 2 di Kelurahan Gedong, Pasar Rebo dan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (8/4). Pengalihan dukungan tersebut ditandai dengan pelepasan atribut Agus-Silvy dan diganti dengan atribut kotak-kotak, simbol paslon 2.

Siaran Pers Relawan BAJA Bhineka Tunggal Ika menjelaskan, mantan Ketua Posko Kompas Kelurahan Gedong, Mahmud Sulaiman mengatakan, pengalihan dukungan para pendukung Agus-Silvy ke Ahok-Djarot didasarkan pada pertimbangan yang rasional. Pasangan petahana tersebut telah membuktikan kerja nyata, terutama dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat Jakarta melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Ini membuktikan bahwa Ahok dan Djarot adalah pemimpin yang visioner. Pasangan ini, lanjutnya juga sangat tegas memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di lingkungan birokrasi DKI Jakarta.

Karena itu, dia menghimbau warga DKI, khususnya warga Kelurahan Gedong menggunakan hak pilihnya secara cerdas dengan memilih Ahok-Djarot untuk kembali memimpin Jakarta lima tahun mendatang. Sebab, kompetensi yang mumpuni dan integritas yang teruji dari pasangan Ahok-Djarot akan menata DKI Jakarta lebih bermartabat dan menjadikan warga lebih sejahtera pada masa mendatang.

Sementara itu, Uztad Yusuf Salman, mengatakan memilih pemimpin sebagai administratur pemerintahan dari kalangan non muslin tidak bertentangan dengan Al-Quran. Apalagi, lanjutnya, Al-Quran menyebutkan, bahwa orang nasrani bukan musuh, tetapi sahabat dekat orang Muslim. Dia berharap masyarakat DKI tidak terpengaruh oleh manuver-manuver sekelompok orang yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politik.

“Memilih pemimpin pemerintahan tidak ada kaitannya dengan agama. Agama itu urusan pribadi manusia dengan penciptanya. Jadi, pilih pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat, tanpa harus melihat apa agama atau sukunya,” imbuhnya.

Selanjutnya fungsionaris DPP PPP, Jou Hashym, SH menegaskan, PPP sejak awal mendukung pasangan Ahok-Djarot, karena pasangan petahana tersebut telah terbukti berpihak kepada umat Islam. Misalnya, pembangunan masjid di Balai Kota, pembangunan Masjid Raya di Daan Mogot, mensejahterakan para pengurus masjid dan guru ngaji, serta menjadikan makam Mbak Priok sebagai wisata religi dan masih banyak komitmen lain yang patut diapreasi, karena mengakomodir aspirasi umat Islam.

Jou Hashym berharap warga DKI Jakarta tidak ragu memilih pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI putaran kedua yang akan diadakan pada 19 April 2017. “Jangan takut, gunakan hak pilih sesuai dengan hati nurani. Pastikan bapak/ibu memilih pasangan nomor 2,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Sekjen Relawan Bhineka Tunggal Ika, Didi Nong Say mengajak masyarakat untuk bergandengan tangan bersama Relawan Baja Bhineka Tunggal Ika untuk memenangkan Paslon 2, Ahok Djarot. Sebab pasangan petahana tersebut, katanya, tidak saja telah membuktikan kerja nyata bagi masyarakat Jakarta, tetapi juga meninggalkan rekam jejak (track record) yang baik dan bersih.

“Rekam jejak atau track record calon pejabat publik adalah hal yang paling penting untuk diketahui publik, karena rekam jejak ini yang akan memberikan penjelasan kepada kita apa yang akan dilakukan pejabat jika dia terpilih. Bentuk kebijakan publik sudah  bisa dilihat dari perilaku calon pejabat publik dalam melihat dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat. Jadi, kita tidak bisa menggantungkan harapan atau menggadaikan masa depan DKI pada orang yang tidak memiliki rekam jejak yang baik,” ujar Didi.

Bhineka Tunggal Ika Cup

Pada hari yang sama Relawan Baja Bhineka Tunggal Ika bekerjasama dengan Relawan #iniADJA menggelar Turnamen Sepak Bola Bhineka Tunggal Ika Cup di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Turnamen yang diikuti 3 kesebelasan usia 16 tahun dari wilayah Jaktim, Jaksel dan Jakut menarik minat masyarakat setempat. Pertandingan yang memperebutkan trofi dan uangan pembinaan dari Ketua Relawan Baja Bhineka Tunggal Ika, Marsel Ado Wawo, SH tersebut dimenangkan oleh kesebelasan dari Jakarta Utara.

Kemeriahan acara Turnamen sepak bola Bhineka Tunggal Ika Cup tersebut tidak saja tidak dengan fighting spirit para pemain di lapangan, tetapi juga kehadiran sejumlah legenda sepak bola Indonesia masa lalu seperti Berti Tutuarima, Simson Rumapasal dan sejumlah legenda sepakbola tahun 70-an di sisi lapangan, menyatu dengan sekitar 1.500 massa pendukung paslon 1 Agus-Silvy yang telah berikrar mengalihkan dukungan ke paslon 2 Ahok-Djarot.

Tomy Arif, Ketua Panitia dan juga pimpinan Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI) mengatakan, bahwa sepakbola sebagai olahraga yang merakyat tidak mengenal batasan suku, agama, bahasa dan sekat-sekat primordial lainnya. Sepakbola telah menjadi media yang paling efektif dalam menumbuhkan kebhinekaan dan mempererat persatuan. Karena itu, dia berharap pemerintah memberi perhatian yang serius terhadap perkembangan olahraga di tanah air, khususnya sepakbola.

“Para politisi sebaiknya belajar dari sepakbola. Di sana ada kompetisi yang ketat, tetapi para pemain maupun pendukung harus menjunjung tinggi sportivitas, fair play dan patuh pada aturan main. Saya berharap di politik juga demikian. Kita junjung tinggi sportivitas dan menghargai pilihan masing-masing pribadi, tanpa harus saling menyerang atau mengintimidasi,” imbuhnya. ***