Sungai Meluap Rendam Belasan Rumah di Dua Kecamatan Kota Atambua

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Hujan deras yang turun sejak Minggu (26/3/2017) sore kemarin hingga malam mengakibatkan sungai Wenesun yang terletak di wilayah Tini meluap dan merendam sebanyak 13 unit rumah di dua Kelurahan Atambua, Kabupaten Belu, Timor Barat perbatasan RI-Timor Leste.

Adapun 12 unit rumah di RT 12/RW 02 Kelurahan Manuaman, Kecamatan Atambua Selatan enam unit rumah diantaranya mengalami kerusakan ringan. Sedangkan satu unit rumah di RT 12/RW 04 Kelurahan Beirafu, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu. Tidak ada korban jiwa, namun warga mengalami kerugian materil.

Anselmus Besin salah seorang warga yang rumahnya terendam banjir kepada NTTOnlinenow.com di lokasi, Senin (27/3/2017) menuturkan, kejadian banjir merendam rumah sering terjadi setiap tahun musim hujan. Namun tahun ini paling parah, hujan kemarin dulu siang dan tadi malam menyebabkan banjir sungai Wenesun meluap dan merendam rumah warga yang berada di pinggir sungai.

“Setiap tahun musim hujan kami di lokasi ini selalu langganan banjir. Sebenarnya tidak parah, tapi sungai ini banyak sampah kecil sampai besar yang dibuang warga. Saya yang korban selalu pungut sampah-sampah setiap kali banjir,” ujar dia kesal.

Baca : Ketua DPRD Minta Masyarakat Kota Kupang Berikan Vote Untuk Andmesh

Dikatakan, ketinggian air tadi malam hampir mencapai kurang lebih dua meter. Selain merusak dapur warga, banjir juga membawa beberapa ternak peliharaan warga Manuaman dan Beirafu. Selain itu banjir telah merusak tembok penahan rumah milik warga dan merendam dua sumur air bersih akibatnya warga tidak bisa mengkonsumsi airnya karena kotor.

“Airnya masuk sampai dalam rumah. Yang paling parah enam rumah dan satu rumah di wilayah Beirafu, karena dekat jembatan,” ucap Besin.

Senada diungkapkan RT 12 Manuaman, Paulus Seran, banjir yang merendam rumah warga sudah sering terjadi setiap tahun. Kesadaran warga di bagian atas sungai yang sembarang membuang sampah menjadi salah faktor terjadinya banjir. Jelas dia, penyampaian untuk tidak membuang sampah kepada warga telah disampaikan berulang kali, namun warga tidak pernah menghiraukannya.

“Saya sudah sering sampaikan supaya jangan buang sampah di kali, tapi warga tidak mau ikut. Setiap tahunnya saya sudah usul di musrembanglur, tapi sampai hari ini tidak pernah ada realisasi. Kalau bisa tahun ini ada perhatian Pemerintah untuk normalisasi sungai sehingga kami tidak jadi korban banjir lagi,” harap Seran.

Pantauan media di lokasi banjir, beberapa rumah warga mengalami rusak ringan, tembak penahan rumah roboh dan sebuah dapur rusak berat akibat banjir. Nampak pada beberapa rumah yang menjadi korban terendam air banjir beberapa perabot rumah tangga seperti kursi dan lainnya disimpan di luar rumah, dan warga sedang membersihkan lantai rumah yang kotor sisa lumpur dari air banjir.