Operasi Simpatik Polantas TTU Terapkan Hukum Bernuansa Budaya

Bagikan Artikel ini

Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Cara unik dan menarik dilakukan jajaran Satlantas Polres Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dalam menggelar Operasi Simpatik 2017. Dalam operasi tersebut, belasan anggota dipimpin langsung Kasat Lantas AKP Sudirman mengenakan seragam berbalut kain Timor bernilai jutaan rupiah lengkap dengan asesorisnya.

Teguran hukum bernuansa budaya ini diharapkan dapat meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas di kabupaten Timor Tengah Utara. Operasi yang berlangsung di salah satu pusat keramaian kota Kefamenanu ini, selain menertibkan para pejalan kaki dan pengendara, jajaran satlantas juga membantu menjaga keselamatan para murid tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang akan menyeberang ditengah keramaian.

Sentuhan humanis ini merupakan terobosan baru yang dipakai jajaran satlantas polres Timor Tengah Utara, sebagai bentuk pendekatan budaya kepada masyarakat pengguna jalan dan pengendara sekaligus mengampanyekan tertib lalu lintas di jalan yanng perlu ditaati demi keselamatan diri maupun orang lain.

Kasat Lantas, AKP Sudirman yang ditemui di lokasi kegiatan menyampaikan, sasaran utama operasi ini bukan hanya kendaraan roda dua dan tiga namun juga terhadap pejalan kaki. Menurutnya, sejauh ini hanya pelanggaran – pelanggaran kecil yang dilakukan oleh pengendara.

Baca : Bukannya Belajar, Dua Siwa Ini Malah Curi Motor

“Sasaran utama operasi kita adalah kendaraan roda dua dan tiga termasuk pengguna jalan. Dan yang kita temui selama melakukan operasi ini hanyalah pelanggaran – pelanggara kecil yang dilakukan pengendara, diantaranya
tidak menggunakan helm standar nasional Indonesia, spion tidak terpasang pada kendaraan, tidak menggunakan knalpot standar dan sering menggunakan asesoris lampu berlebihan yang bisa membahayakan lawan pengendara lainnya”, jelas Sudirman.

Ia juga mengharapkan agar dengan menerapkan aturan hukum yang bernuansa budaya ini dapat membantu meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Timor Tengah Utara.

“Pengguna jalan dan pengendara yang merasakan sentuhan humanis ini, merasa nyaman dan bisa menerima teguran atas pelanggaran – pelanggaran kecil tanpa merasa takut”, lanjut Sudirman.

Pasalnya kerapkali kecelakan lalu lintas terjadi lantaran pengendara tanpa dokumen resmi melarikan diri jika melihat anggota berseragam lengkap. Operasi simpatik itu akan dilaksanakan selama 21 hari ke depan mengingat kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi aturan lalu lintas yang menyebabkan kecelakaan sampai menelan korban jiwa.