PJ. Gubernur NTT Angka Stunting Di NTT Masih Tinggi

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Klake dalam Pidato Pembangunan Nusa Tenggara Timur dengan Tema Nusantara Baru Indonesia Maju Sub Tema Nusa Tenggara Timur Maju Dan Sejahtera Menyongsong Indonesia Emas 2045, Kamis (15/8/24) di Aula El Tari kantor Gubernur NTT.

Dalam bidang Kesehatan Peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia NTT, kata PJ.Gubernur NTT, Ayodhia G L Klake dalam Pidatonya.

“Saya berharap dengan upaya untuk membangun kesehatan ini dimulai sejak dari dalam kandungan ibu, kami menyadari bahwa angka stunting di NTT masih tergolong tinggi,” ujarnya.

Menurut Ayodhia, data SKI yang dirilis Kementerian Kesehatan, prevelensi stunting NTT pada tahun 2023 mencapai 37,9 persen.

‘Berdasarkan data e-PPBGM, per Februari 2024, prevelensi stunting di NTT sebesar 15,2 persen atau sebanyak 61.961 anak stunting,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi NTT terus berupaya menurunkan prevelensi stunting melalui kerja kolaborasi dan konvergensi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui pendekatan spesifik dan sensitif.

Melalui kerja bersama lintas sektoral ini, kita menargetkan penurunan stunting pada pada tahun
2025 mencapai 4,8 persen.

Kita juga terus berkomitmen untuk menekan angka kematian ibu dan anak melalui berbagai upaya seperti penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan dan evaluasi yang terus-menerus.

Ayodhia, Angka kematian Ibu pada tahun 2023 sebanyak 135 kasus atau menurun dibandingkan tahun 2022 sejumlah 171 kasus.

Sampai dengan bulan Juli tahun 2024 terdapat 71 kasus, Begitupun, untuk kasus kematian bayi tahun 2023 juga mengalami penurunan yakni 1.065 kasus dibandingkan tahun 2022 1.139 kasus.

Sampai dengan Juli 2024, jumlah kasus kematian bayi mencapai 521 kasus,Pemerintah Provinsi juga terus berupaya untuk menekan laju perkembangan penyakit endemik seperti Malaria dan DBD dengan mempromosikan empat pilar strategi pencegahan dan pengendalian, yakni pertama, memperkuat surveilans kasus dan surveilans vektor didukung dengan laboratorium yang memadai; kedua, memperkuat penatalaksanaan penderita di fasilitas kesehatan; ketiga, meningkatkan pemberantasan vektor secara terpadu bersama masyarakat; dan keempat, memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak dalam pencegahan dan
penanggulangan KLB.

Pada tahun 2023, jumlah kasus penyakit malaria mengalami penurunan sebanyak 6.968 dengan kasus kematian sebanyak 4 orang dibandingkan dengan 2022 sejumlah 15.812 kasus dengan 9 kematian.

Ayodhia menjelaskan, hal yang sama juga untuk kasus DBD Tahun 2023 di mana mengalami penurunan menjadi 2.652 kasus dengan jumlah kematian 15 kasus dibanding dengan Tahun 2022 3.376 kasus dengan 29 orang meninggal.

Kita patut berbangga bahwa mulai tahun Oktober 2023 Pemerintah Pusat menetapkan NTT khususnya Kota Kupang sebagai salah satu lima daerah/kota untuk Piloct Project Implementasi Teknologi Wolbachia untuk mengatasi penyebaran penyakit DBD,” jelas PJ Gubernur NTT, Ayodhia G L Klake.(DEM)