Waaslog Panglima TNI Tinjau Perbatasan RI-RDTL
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Brigjen TNI Achmad Sudarsono bersama rombogan meninjau wilayah perbatasan RI-RDTL di Kabupaten Belu, Timor Barat, Rabu (23/11/2016).
Bertempat di Aula Mako Satgas RI-RDTL, Umanen, Sesekoe, Kabupaten Belu, Waaslog Panglima TNI beserta rombongan melakukan pertemuan dengar pemaparan dari Dansatgas Pamtas Sektor Timur Yonif Raider 641/Bru bersama Dansatgas Sektor Barat Yonif Raider 321. Turut hadir Danyon Raidersus 744/SYB, Kasdin 1605/Belu serta seluruh Perwira Menengah Satgas.
Kunjungan kerja Waaslog Panglima TNI bersama rombongan tersebut dalam rangka pengawasan kegiatan logistik TNI di bidang perbekalan material yang diterima dari Mabes TNI serta kondisi pos-pos perbatasan di wilayah Sektor Timur dan Barat dan hal-hal yang menonjol di bidang logistik.
“Kita ini dari slog Mabes TNI, sebab Mabes TNI adalah satuan yang mendukung operasi. Jadi semua dukungan-dukungan logistik yang untuk operasi yang kita berikan dari pusat, hari ini kita turun ke satuan-satuan bawah untuk mengeceknya,” ungkap Waaslog Panglima TNI, Brigjen TNI Achmad Sudarsono.
Baca : Satgas Yonif Raider 641/Bru Peduli Warga Raihat di Perbatasan Belu-Timor Leste
Jelas Achmad, bekal-bekal atau logistik tersebut yang sudah dikirim apakah sampai ke alamat, dan kalau sudah sampai itu apakah bisa terpakai kemudian tidak ada masalah.
“Jangan sampai kita mengirim tapi barang tidak sampai atau barang sampai ternayata barang tidak bisa terpakai atau ada permasalahan,” ujar dia.
Lanjut Acmad, hal lain dari kunker yakni kita ingin mengetahui apakah ada masalah-masalah apa yang dalam rangka pendukung tugas operasional yang menjadi kendala dengan penugasan.
“Kendala yang ada di lapangan akan kita himpun untuk dibawa ke Mabes. Kita akan benahi untuk dukung operasi satuan agar tidak ada kendala lagi dan operasinya semakin bagus kedepan,” terang dia.
Dituturkan, secara keseluruhan semua logistik operasional terdukung pada satuan baik itu Satgas di Sektor Timur maupun Sektor Barat. Sebab sebelum diberangkat tugas sebagai pasukan pengaman perbatasan semua sudah dilengkapi bekal yang dibutuhkan, baik itu senjata dan amunisi, obat-obatan, pakaian dan kendaraan serah terima dengan satuan yang diganti.
Kesempatan itu Achmad menghimbau kepada warga di perbatasan RI-RDTL agar menghindari tindakan-tindakan illegal. Diharapkan pula warga yang hendak menyeberang baik ke negara tetangga maupun yang ke Indonesia supaya mengikuti pos-pos Satgas yang resmi dengan mengikuti prosedur yang berlaku, karena wilayah tersebut merupakan batas Negara.
Achmad berpesan kepada seluruh prajurit TNI yang bertugas di wilayah perbatasan Belu, TTU dan Malaka, khususnya yang sedang melaksanakan tugas operasi agar pedomani protap-protap operasi yang sudah ditentukan, karena keberhasilan satuan ini adalah membawa misi bangsa dan negara.
“Semua prajurit punya peranan penting. Kalau satu prajurit membuat pelanggaran itu artinya sudah mencoreng nama satuan, dan kalau sudah mencoreng satuan berati dia mencoreng kepada Indonesia,” tegas dia.