Penyaluran Dana Anggur Merah Capai 2658 Desa di NTT
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Hingga saat ini penyaluran dana hibah sudah menjangkau 2.658 desa di berbagai daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jumlah ini terus mengalami peningkatkan.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Wayan Darmawa kepada wartawan di Kupang, Senin (26/09/2016).
Baca : Pemerintah TTU Keberatan Enam Titik di Perbatasan Masuk Timor Leste
Menurut Wayan, pemerintah NTT menargetkan penyaluran dana hibah akan tuntas pada tahun 2017 karena saat ini masih tersisa 612 desa dari jumlah desa di provinsi berbasis kepulauan itu sebanyak 3.270 desa.
”Kita terus mengevaluasi pelaksanaan program ini melalui pendamping desa, forum di kecamatan, maupun kabupaten dan kota di daerah ini,” katanya.
Wayan menegaskan, kepala desa wajib mengawal pemanfaatan dana Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah) agar dapat terserap dengan baik.
Baca : Keberadaan BPMK Dipertahankan Pemkot Kupang?
”Peran para kepala desa di masing-masing daerah yang menerima dana hibah program Anggur Merah wajib mengawal pemanfaatannya secara maksimal,” katanya.
Dia mengatakan, program Anggur Merah merupakan penyaluran dana hibah sebesar Rp250 juta untuk masing-masing desa yang dikelolah oleh kelompok ekonomi berupa koperasi.
”Ini merupakan program pro-rakyat dari pemerintah provinsi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan tujuan agar bisa dikelolah langsung oleh masyarakat guna meningkatkan perekonomiannya,” katanya.
Dana tersebut disalurkan dari pemerintah provinsi ke rekening desa untuk selanjutnya dimanfaatkan sesuai dengan permintaan dari koperasi.
Oleh karena itu, kata dia, para kepala desa yang berada langsung dengan masyarakat harus melakukan pengawalan secara langsung pemanfaatan dana tersebut agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Baca : ASN Kenakan Pakaian Adat Peringati HUT Kota Kefamenanu
Selain itu, lanjut dia, kepala desa juga bisa bekerja sama dengan tenaga pendamping program Anggur Merah yang sudah dipekerjakan untuk melakukan pengawasan bersama.
Wayan menyampaikan, pengawalan pemanafaatan dana hibah tersebut secara maksimal akan meningkatkan pengembalian dana yang saat ini masih rendah.
”Pengembalian dana hibah tersebut masih berkisar 40 persen, artinya program ini ada yang dimanfaatkan dan berjalan baik di desa-desa namun ada juga yang belum terserap dengan baik,” katanya.
Dia menambahkan, secara keseluruhan dana program Anggur Merah sudah dimanfaatkan untuk sektor usaha masyarakat di berbagai bidang seperti peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan, jasa, simpan pinjam, dan usaha jasa lainnya.