Sesungguhnya Tuhan sendiri yang membangun Gedung Gereja Kaisarea
Kupang, NTTOnlinenow.com – “Kami yakin dan percaya bahwa gedung gereja dan semua fasilitas penunjang yang dthabiskan pada hari ini sesungguhnya dibangun oleh Tuhan sendiri melalui tangan GMIT, Jemaat Kaisarea secara bersama dalam peran dan posisinya masing masing,” ujar Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gereja Jemaat GMIT, Kaisarea, BTN-Kolhua, Tanto E. Sunukmo saat menyampaikan Laporan Panitia pada acara Kebaktian Penthabisan Gedung Gereja Kaisarea, BTN-Kolhua, Minggu, (21/3/2021).
Dia menjelaskan Panitia Pembangunan dibentuk melalui Surat Keputusan Majelis Jemaat 26 Januari 2013, selanjutnya Panitia diperhadapkan pada kebaktian minggu, Minggu 27 Januari 2013 dengan total jumlah panitia pelaksana 41 orang terdiri dari utusan jemaat delapan rayon yang ada di Jemaat GMIT Kaisarea, BTN.
Ditambahkannya peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan fisik tanggal 17 Maret 2013, bertepatan dengan perayaan HUT Jemaat GMIT Kaisarea ke 23. Panitia mengawali kegiatannya dengan pencarian dana dimana BPP dan Panitia Pembangunan bersepakat menghimpun sumbangan sukarela dari semua anggota BPP dan Panitia Pembangunan yang terhimpun saat itu Rp 35.320.000,- sebagai modal awal panitia untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.
Lebih lanjut Tanto menguraikan pekerjaan fisik mulai dilaksanakan tanggal 17 Juli 2013. Pekerjaan berlangsung terus sesuai tahap disesuaikan dengan ketersediaan dana. Hingga 29 September 2019 mulai digunakan secara terus menerus. Gedung gereja yang sudah terbangun sesungguhnya tidak persis sama dengan yang direncanakan pada mulanya dalam pelaksanaannya mengalami perubahan sejalan dengan kebutuhan dan keinginan yang berkembang. Sebagai contoh dinding dinding kaca bergambar yang sekarang menghiasi hampir seluruh bidang dinding ini, semula direncanakan berupa tembok dan jendela kaca polos biasa. Pertimbangan dari perubahan yang sudah dilakukan, selain kita ingin ruang kebaktian ini cukup terang tanpa lampu saat siang hari, juga agar tampak indah dan dinikmati oleh jemaat saat beribadah.
Dipaparkannya gedung gereja dan fasilitas penunjang yang sudah terbangun ini terdiri dari gedung gereja dan luas lantai secara keseluruhan 1573 m2, 1.116 m2 ruang kebaktian, dengan daya tampung 1018 kursi dan 467 m2 konsistori dan ruang lainnya di lantai bawah. Fasilitas penunjang berupa gedung dua lantai seluas 366 m2. Lantai satu untuk sekolah TK Kaisarea, Lantai dua untuk Kantor Sekretariat Gereja.
Ditambahkannya, hingga 31 Desember 2020 anggaran yang sudah digunakan untuk membangun gedung gereja dan fasilitas penunjang ini sebesar Rp 13.813.000.000, tidak termasuk nilai sumbangan yang sudah diberikan dalam bentuk bahan, material dan jasa.
Anggaran tersebut bersumber dari penerimaan selama kurang lebih tujuh tahun yang 95 persennya berasal dari dalam Jemaat Kaisarea sendiri, sisanya lima persen berasal dari bantuan pemerintah dan sumbangan dari pihak luar lainnya.
Pada kesempatan tersebut Tanto menyampaikan terima kasih kepada Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Dinas ESDM NTT menghibakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS ROOFTOOP) 25 kWp pada tahun 2020. PLTS ini terpasang di atas atap gedung gereja dan terkoneksi dengan jaringan PLN. “Sekarang sudah kami manfaatkan khusus untuk keperluan listrik pada siang hari,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua BPP Pembangunan Gedung Gereja Kaisarea, Kolhua, Ir. Lay Djaranjoera mengemukakan adywal rencana pembangunan gedung gereja tersebut ia kuatir karena tidak seperti di organisasi pemerintah dimana jika ingin membangun uang sudah ada, kelembagaan organisasi juga sudah siap. Di gereja tidak seperti itu, mau membangun tetapi tidak ada uang.
Hanya karena Pimpinan Tuhan katanya, maka disain diperoleh tanpa biaya. Estimasi anggaran saat itu, Rp 6,7 M pada tahun 2012.
Wakil Gubenur NTT, Josef Nae Soi menyampaikan apresiasi kepada Jemaat GMIT Kaisarea atas gedung yang megah dan indah dilengkapi fasilitas penunjang untuk kaum disabilitas.
Menurut dia, dirinya sudah mengunjungi gereja gereja di berbagai tempat di belahan bumi ini, ia belum pernah melihat gereja yang ramah terhadap kelompok disabilitas. Karena itu, ia memuji panitia yang mempunyai perspektif inklusi dalam membangun gedung gereja yang dilengkapi dengan fasilitas untuk kaum disabilitas.
Prosesi kebaktian penthabisan gedung kebaktian Jemaat GMIT Kaisarea yang dilakukan juga secara daring dan dihadiri jemaat dan undangan yang terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat dimulai pukul 08.30 Wita. Kebaktian Penthabisan gedung kebaktian ini dirangkai dengan kebaktian peryaan HUT Jemaat GMIT Kaisarea ke 31 dan Kebaktian Perayaan Minggu Sengsara, Yesus keenam.
Proses peresmian dan penthabisan gedung gereja Jemaat GMIT Kaisarea, ditandai dengan pengguntingan pita oleh Wagub NTT, Josef Nae Soi dan Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon. Sementara pengkotbah pada kebaktian ini yakni Pdt. M. Beeh. (non)


 
             
            