14 Korban Kecelakaan Maut di Papua Asal Belu, 6 Orang Satu Rumpun Keluarga

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Data dari kecelakaan maut di Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat kebanyakan korban merupakan warga asal Kabupaten Belu yang berjumlah 14 orang.

Kecelakaan maut truk yang mengangkut 29 pekerja tambang di Distrik Minyambou, Kabupaten Pegunungan Arfak pada Rabu dini hari 13 April 2022 menewaskan 18 orang warga Nusa Tenggara Timur.

Dari jumlah korban tersebut, terdapat enam (6) orang yang merupakan satu rumpun keluarga terdiri dari saudara kandung, ipar (nyadu_red) dan sepupu kandung asal kampung Halioan, Dusun Tulatudik, Desa Derok Faturene, Kecamatan Tasifeto Barat.

Ferdinandus Berek sanak keluarga dekat keenam korban yang ditemui awak media rumah duka Dusun Tulatudik, Desa Derok Faturene, Kamis (14/4/2022) menuturkan, korban Servasisius Lelok dan Aleksander Mauk merupakan kaka beradik kandung.

“Yang paling lama merantau di Papua kakanya Alesander Mauk sejak tahun 2000,” terang dia.

Diutarakan bahwa, korban Servasius Lelok sempat pulang kampung pada Agustus 2021 untuk acara pembuatan rumah adat. Namun, dalam acara adat tersebut sudah ada tanda di mana babi yang disembelih pada acara adat empedunya hilang.

Karena itu, dirinya selaku tua adat maupun keluarga dekat meminta agar korban Servasius jangan kembali ke Papua dulu supaya ada rekonsiliasi secara adat dan menyembelih kambing maupun babi baru kembali.

“Korban abaikan saran keluarga dan langsung kembali ke Papua tanpa rekonsiliasi adat. Korban hanya sampaikan ke istri Ferdinandus bahwa mereka sudah pulang ke Papua,” sebut dia.

Sementara itu keluarga serumpun lain yang menjadi korban yakni Bernadus Adi Nahak yang meninggal bersama anaknya Istin Nahak berusia 3 tahun.
Korban lainnya Stefanus Malik merantau sejak 2004 lalu tewas dalam kecelakaan itu tinggalkan istri serta anak satu orang.

Tambah Ferdinandus, korban lainnya yakni Vinsensius Kali yang merupakan anak mantu. Korban meninggalkan istri dan anak di keluarga kampung Tulatudik.

Semua korban disemayamkan di rumah Marianus Ulu yang juga merupakan kaka sulung dari korban Aleksander Mauk dan Servasisius Lelok.

“Semua korban enam orang satu keluarga adik kaka dan ipar. Semuanya disemayamkan rumah keluarga, setelah itu besoknya korban anak mantu akan diantar ke rumah orang tua di Harekain,” ujar dia.

Pantauan media di kediaman duka, sanak keluarga korban telah membuat panggung di depan rumah sebagai tempat menyimpan jenasah keenam korban. Rencana penguburan para korban akan dilaksanakan pada Sabtu lusa.

Diketahui, jenasah 14 korban inseden naas tersebut telah tiba di bandara Eltari Kupang siang tadi, dan sementara dalam perjalanan menggunakan mobil ambulance menuju ke kampung halaman masing-masing.