Masa Pandemi, Perekonomian NTT Tahun 2021 Diprakirakan Tumbuh 3,34 Persen

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) terkait perkembangan ekonomi terkini di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2021, diprakirakan tumbuh sebesar 2,44 persen hingga 3,34 persen. Dari akumulasi tersebut, sesuai data pertumbuhan ekonomi pada triwulan ke tiga, yakni dari bulan Juli hingga September tercatat pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 2,37 persen, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,33 persen. Pertumbuhan ekonomi NTT tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 3,51 persen.

Deputi Kepala Perwakilan BI NTT, Harry Catur Wibowo dalam acara media gathering yang digelar Sabtu (20/11/2021) mengatakan, kinerja ekonomi Provinsi NTT pada triwulan tiga, salah satunya bersumber dari investasi (PMTB) dan konsumsi rumah tangga. Sementara dari sisi lapangan usaha, yakni kinerja lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha perdagangan besar serta eceran menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di NTT.

Terkait laju pertumbuhan ekonomi NTT, Harry Catur Wibowo mengatakan, penebalan PPKM dan penerapan PPKM sangat berpotensi menahan percepatan pertumbuhan ekonomi. Namun di tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT diperkirakan terus berlanjut mencapai 4,39 persen hingga 5,99 persen.

“Untuk lapangan usaha pertanian, diprakirakan kembali membaik pada triwulan empat, yakni dari oktober hingga desember. Hal itu tercermin dari NTP yang meningkat pada level 95,5 yang sejalan dengan kinerja luas panen yang diprakirakan tumbuh sebesar 5,30 persen, didorong oleh panen pasca musim tanam. Disamping itu realisasi penyaluran kredit pertanian pada triwulan sebelumnya (triwulan 3) yang tumbuh 24,60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan kedua,” ujarnya.

Sementara Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Daniel Agus Prasetyo, dalam kesempatan yang sama juga mengatakan terkait perkembangan fiskal di NTT. Menurutnya, anggaran pendapatan maupun belanja pemerintah daerah di NTT pada tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020. Peningkatan anggaran pendapatan dipengaruhi oleh asumsi bahwa PAD akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi.

“Sementara itu, peningkatan anggaran belanja didorong oleh pembiayaan sebesar 1,5 trilliun rupiah dari PT SMI kepada pemerintah Provinsi NTT untuk pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur dan non-infrastruktur,” lanjutnya.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk kinerja pendapatan pemerintah Provinsi NTT triwulan tiga tahun 2021 ini telah terjadi penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal itu mempengaruhi kinerja belanja APBD pemerintah Provinsi NTT yang ikut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

“Total pendapatan terkontraksi sebesar 12,28 persen, terutama karena penurunan dana transfer. Persentase realisasi pendapatan terhadap anggaran hanya mencapai 58 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sementara total belanja terkontraksi sebesar 6,84 persen, terutama karena penurunan belanja operasional. Persentase realisasi belanja APBD terhadap anggaran hanya mencapai 44 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya. (Yantho Sulabessy Gromang)