Warga Kota Kupang Diminta Berhemat Air
Kupang, NTTOnlinenow.com – Pemerintah Kota Kupang mulai menyiapkan langkah-langkah antisipasi kekeringan ditengah pandemi Covid-19. Warga diminta menghemat penggunaan air selama 100 hari kedepan. Pemerintah memastikan tetap akan membantu warga dengan menyuplai air dan menyalurkan Bansos.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, Jimi Didok menyebut telah menerima pemberitahuan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) perihal dampak kekeringan itu. Pemkot telah menindaklanjutinya dengan mengeluarkan himbauan melalui kelurahan-kelurahan.
“Sesuai rillis yang kami terima dari BMKG, untuk Kota Kupang tahun ini, dampak kekeringan cukup berkepanjangan dari daerah lain di NTT, dimana limit waktunya bisa lebih dari 100 hari dibandingkan tempat lain yang limit waktu dampak kekeringanya 40-60 hari, sehingga kami telah mengeluarkan peringatan dini ke masyarakat melalui kecamatan dan kelurahan,” katanya.
Pihak Kelurahan, sebut Jimy, diharapkan segera mungkin menyampaikan pemberitahauan itu ke masyarakat melalui RT/RW. Dalam surat pemberitahuan itu, Pemerintah meminta masyarakat mengantisiapsi kekeringan dengan menghemat penggunaan air, baik kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan sehari-hari.
Selain mengeluarkan surat untuk masyarakat, kata Jimi, tim BPBD juga telah melakukan survei di sejumlah titik untuk dapat menyuplai air bersih bagi masyarakat pada wilayah yang mengalami dampak kekeringan dari September hingga November.
Melaui survei itu pula, pemerintah berharap kelurahan dapat mendata warga yang benar-benar kesulitan air untuk kemudian dibantu pemerintah dengan menyuplai air ke rumah-rumah warga.
Data sementara yang dilaporkan, kata Jimi, setidaknya terdapat 5.000 Kepala Keluarga (KK). Pemerintah tentu kesulitan memenuhi kebutuhan sebanyak itu, sebab anggarannnya terbatas. Untuk mengakomodir kebutuhan 5.000 KK itu, setidaknya membutuhkan 1.000 tangki air.
“Secara data yang masuk ke kami melalui surat yang kami keluarkan untuk kecamatan dan kelurahan kurang lebih 5.000 Kepala Keluarga (KK). Sehingga korelasinya dengan anggaran yang ada, dibutuhkan seribu tengki untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuham 5000 KK itu, pemerintah mengambil upaya taktis. sistem pelayananan akan disesuaikan, tidak dari rumah, melainkan dalam bentuk kelompok, yakni tempat atau tandon yang telah dibagi akan di isi air untuk dipakai setidaknya diatas delapan KK
Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodowik Djungu Lape mengaku juga telah menyiapkan pangan bagi warga Kota Kupang untuk mengantisipasi kekeringan yang berkepanjangan itu.
“Untuk kejadian luar biasa (KLB) kami sendiri belum tahu, tapi kalau untuk ketersediaan pangan dari Kemensos menyediakan 100 ton beras cadangan pemerintah yang dapat digunakan sewaktu-waktu mana kalah terjadi KLB atau tanggap darurat bencana disatu daerah sesuai ketentuan yang berlaku,” katanya.