Milikheur Nahas Warga Desa Haulasi, Dikejar Anak Mantan Pejabat di TTU Dengan Sajam dan Motornya Dirampas

Bagikan Artikel ini

Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Milikheur Taeki Nahas, warga desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) nyaris menjadi korban kekerasan dengan senjata tajam oleh Rio Fernandes anak mantan Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes pada Selasa (07/09/2021) malam sekitar pukul 16.40 wita.

Sebelum kejadian berlangsung, bapak anak ini berada di atas mobil Hi Lux merah. Tindakan sang anak yang turun membawa sebilah klewang, jenis senjata tradisional NTT, disaksikan langsung oleh Raymundus.

Beruntung, Milikheur pun berhasil meloloskan diri saat Rio turun dari mobil membawa sebilah klewang menuju ke arahnya dengan kata – kata bernada mengancam.

Awal kejadian dikisahkan Milikheur ketika ia dan adiknya pulang kerja dari desa Suanae. Sampai di desa Haulasi, mereka nelihat ada mobil merah jenis Hi Lux bernomor polisi DH 1112 RF di depan mereka. Merekapun tidak mengetahui siapa pemilik kendaraan tersebut.

“Kami tidak tau itu mobil siapa. Begitu kami mau lewat, sopirnya belum kasih jalan. Kami berusaha melambung tapi tetap belum dikasih jalan. Tiba – tiba sopirnya cikar balik sampai motor kami lari keluar dari bahu jalan. Tepat di belakang kami ada dua motor juga “, kisah Milikheur.

Lanjutnya, karena sudah dekat rumah, merekapun tidak terlalu ambil pusing dengan mobil merah di depan mereka. Tapi ternyata mobil itu mengerem dan berhenti di dekat rumah sampai nyaris terjadi masalah.

“Kami tidak merespon karena sudah dekat depan rumah. Pas di jalan berlubang, orang itu hentikan mobilnya dan turun. Begitu liat siapa yang turun dari mobil, saya kaget ternyata bapak Rai Fernandes. Karena pikir dia mantan orang nomor 1 di TTU, saya langsung meminta maaf sebanyak tiga kali. Saya sampai tidak salahpun harus meminta maaf karena menghargai dia. Tapi tiba – tiba anaknya turun dari pintu sebelah, pegang klewang. Posisi saya di atas motor. Kata – kata kasar yang dikeluarkan mereka tidak kami respon. Sementara adik saya sudah lari ke belakang rumah tinggalkan saya karena Rio sudah cabut klewang”, lanjut Milikheur.

Yang ada dalam pikirannya, hanya selamatkan diri.

“Saat itu saya berpikir saya harus amankan diri sudah, apalagi ini saya berhadapan dengan orang yang pakai barang tajam. Karena mau selamatkan diri, saya lari pulang tinggalkan motor dalam kondisi hidup. Merekapun melanjutkan perjalanan ke Kefa. Bapak Rai tetap bawa mobil sedangkan anaknya Rio bawa motor saya”, ungkap Milikheur per telepon, pada Selasa malam usai kejadian.

Ia dan keluarganya sempat panik karena motor sudah dibawa pergi. Merekapun takut lantaran harus berurusan dengan mantan pejabat yang dianggap cukup mempunyai pengaruh di TTU.

“Bagaimana? Kami sudah diancam pakai kelewang trus motor kami dirampas dan dibawa lagi. Bapatua yang bawa oto, anaknya Rio bawa motor, di dalam motor itu ada STNK lagi. Bagaimana kalau motor tidak dikembalikan”, pungkas Milikheur dibenarkan salah satu saksi.

Merekapun berniat melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Miomafo Barat namun terhalang karena utusan Rai mendatangi rumahnya dan meminta maaf.

“Lapor polisi, kami sudah siap mau menuju Polsek Miomafo Barat untuk melapor tapi saat hendak berangkat, tiba – tiba muncul utusannya Rai untuk meminta maaf. Kami menduga ada mata – mata mereka di sekitar sini sehingga tahu kami akan melapor polisi kemudian menghubungi pak Ray dan anaknya. Beberapa orang tua di Haulasi juga dihubungi untuk meminta maaf mewakili pak Rai dan anaknya. Mereka datang bawa sebotol sopi, sirih pinang, satu ekor ayam potong dan sejumlah uang dalam amplop untuk bayar denda atas dugaan tindakan kejahatan yang dipertontonkan di jalan umum.

Sementara motor diantar kembali malam itu juga oleh sopir mereka.

Foto ilustrasi