Jumat Agung, Kupang Bagai Kota Mati
Kupang, NTTOnlinenow.com – Perayaan Jumat Agung, wafatnya Jesus Kristus Jumat (2/4) 2021 di Kota Kupang dan sekitarnya sangat sepi, semua aktivitas ekonomi dan sosial berhenti total sehingga Kota Kupang dan sekitarnya bagai kota mati. Umat kristen merayakan Jumat Agung dengan kebaktian dan misa serta Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus bagi warga Gereja Masehi Injili di Timor.
Pantauan ntt onlinenow sejak pagi di Gereja Protestan dan Katolik di Kota Kupang berlangsung kebaktian dan misa Jumat Agung. Kebaktian dan misa dilakukan dengan mentaati Protol Kesehatan yang ketat pembatasan jumlah jemaat yang mengikuti kebaktian dan misa, mencuci tangan, memakai masker. Di Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua baik kebaktian Jumat Agung dan tiga kali pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus dijaga oleh aparat keamanan dan Satpam Gereja.
Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus di gereja ini dibagi atas tiga kali pukul 15.00 Wita dipimpin Pdt. Mieke Modok Mboeik, Sakramen Perjamuan Kudus kedua dilaksanakan juga secara daring pukul 17.00 Wita dipimpin Pdt. Rony Runtu, MTH dan Perjamuan Kudus ketiga kalinya dipimpin Pdt. Aplonia Leba.
Sebelum kebaktian Sakramen Perjamuan Kudus, Jemaat yang sudah datang dan mengambil tempat duduk yang sudah ditentukan untuk menjaga jarak menyaksikan pemutaran tutorial Protokol Kesehatan di gereja. Tutorial ini diputar berulangkali sampai pada kebaktian akan dimulai baru dihentikan.
Pada kebaktian Sakramen Perjamuan Kudus Pertama diawali prosesi Pdt.Mieke Modok Mboeik yang mengenakan toga hitam bersama para presbiter laki laki dan perempuan yang mengenakan stelan jas hitam bagi laki laki dan perempuan mengenakan sarung tenun ikat NTT dan kebaya hitam modern menuju mimbar. Jemaat yang mengikuti Perjamuan Kudus memakai pakaian hitam atau yang berwarna gelap.
Liturgi Sakramen Perjamuan Kudus mengikuti SOP yang ada sehingga lagu lagu yang dinyanyikan selama kebaktian hanya satu ayat saja. Begitu pun roti dan anggur cup disegel. Usai pelayanan roti dan anggur melambangkan tubuh dan darah Kristus, Pdt. Mieke menyampaikan petunjuk hidup baru yang terbaca dari II Korintus 5;17-21. Sakramen Perjamuan Kudus pertama selama satu jam ini berlangsung hikmat.
Sebagaimana disaksikan sebelum kebaktian Sakramen Perjamuan Kudus Jemaat yang datang mengikuti pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus pukul 15.00, saat memasuki halaman gereja harus melewati tempat pencucian tangan dengan petunjuk spanduk besar. Dimana pihak gereja telah menempatkan profil tank untuk menampung air dan mengalirkannya ke beberapa kran yang akan dipakai warga gereja untuk mencuci tangan sehingga menghindari terjadi kerumunan dan antrian panjang.
Pada tempat kran-kran air telah disiapkan botol-botol sabun cair dan dos-dos tissue di dekat tiap tiap kran yang dipakai untuk mencuci tangan dan kemudian mengeringkan tangan dengan tissue. Setelah mengeringkan tangan dengan tissue, jemaat membuang tissue di beberapa tempat sampah yang sudah disiapkan. Setelah itu jemaat menuju petugas pengukur suhu tubuh. Di pintu gereja telah disiapkan kotak persembahan, Jemaat menaruh persembahan dalam kotak dan melanjutkan ke petugas di pintu yang mengenakan kaos tangan memberikan hand sanitizer ke setiap jemaat.
Bagai Kota Mati.
Dalam pantauan media ini sejak pagi hingga siang hari Kota Kupang dan sekitarnya bagai kota mati. Pasar tradisional, toko toko supermarket tutup. Baru pada sore hari satu dua toko buka. Di jalanan dalam Kota Kupang lengang hanya satu dua kendaran umum dan kendaraan pribadi yang terlihat, begitupun kendaraan roda dua. Sejak Kamis sore hingga pagi hari Kota Kupang dan sekitarnya diguyur hujan deras.. (non)