Kasus Penghamilan Mahasiswi Unimor. Abaikan Surat Panggilan Kades, Dosen WT Terancam Dipolisikan
Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – WT Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Timor (Fisip Unimor) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) bakal dipolisikan dalam kasus dugaan penghamilan AB (21), mahasiswi Unimor Fakultas Pertanian jurusan Sains.
Keluarga korban akan menempuh jalur hukum lantaran terduga pelaku penghamilan AB, tidak mengindahkan panggilan pemerintah desa Lanaus dan keluarga korban. Sebanyak tiga kali surat panggilan dilayangkan ke terduga WT, guna penyelesaian masalah tersebut di aula kantor desa Lanaus secara kekeluargaan, namun tidak digubris.
“Yang bersangkutan tidak kooperatif. Sudah ada surat pemanggilan sebanyak tiga kali, namun dia tetap tidak mau datang”, kata salah satu keluarga korban saat ditemui belum lama ini.
Selain menempuh jalur hukum, korban juga akan segera membuat laporan ke beberapa LSM Pemerhati Perempuan dan Anak.
“Kami berharap, setelah melaporkan kasusnya nanti, pihak LSM bisa mendampingi kami dan mengawal proses hukum kasusnya”, harap orang tua AB, Nikolaus Lasa dan Wilhelmina Haki kepada NTTOnlinenow.com, Minggu (06/12/2020).
Sebelumnya, pada tahun 2019 lalu viral pemberitaan kasus Video Call Seks (VCS) sang dosen dengan korbannya sejumlah mahasiswi.
Para mahasiswi mengaku menjadi korban rayuan gombal oknum dosen hingga di kalangan mahasiswi setempat oknum dosen tersebut dibaptis dengan nama Dorus. Oknum dosen ini sering merayu mahasiswi untuk melakukan Video Call Seks.
Tangkapan layar (Screenshot) percakapan cabul via aplikasi WhatsApp (WA) itu pernah beredar luas di kampus. Bahkan sudah viral di masyarakat kota Kefamenanu, termasuk wartawan juga mendapatkan kiriman tangkapan layar percakapan mesum tersebut.
“Pak dosen pernah kirim pulsa untuk saya. Terus minta saya kirim foto dalam pose tertentu yang merangsang libidonya,” ungkap salah satu korban yang ditemui wartawan di kantin kampus Unimor.
Korban mahasiswi ini secara terang – terangan memperlihatkan tangkapan layar percakapan mesum sang dosen yang masih disimpan di telepon genggamnya. Termasuk foto wajah sang dosen, yang sempat ia rekam saat melakukan VCS.
“Di angkatan saya, ada tiga orang teman cewek yang sudah jadi korban pak dosen. Ada juga kakak – kakak semester dan beberapa alumni,” tambahnya seraya mempersilahkan wartawan menemui teman satu jurusan dengannya.
Korban lainnya mengungkapkan pada tanggal 8 Februari 2019 lalu, ayah salah satu korban pergi mencari sang dosen di kampus. Nyaris terjadi pertikaian fisik dan sempat dilerai para security di kampus.
“Heboh sekali. Sempat diurus di rumah sang dosen. Saya tidak tahu bagaimana penyelesaiannya. Nanti kakak nona (wartawan, red) tanya saja sama teman cewek yang jadi korban itu,” pintanya.
Sementara oknum dosen dimaksud yang dikonfirmasi terpisah melalui ponselnya, saat itu mengaku sedang berada di luar daerah.
“Tunggu saya pulang, baru saya jelaskan panjang lebar masalah tersebut,” pintanya berkali-kali. Ia belum mengiyakan atau pun membantah kabar buruk yang mengaitkan namanya.