KPU Belu Tak Izinkan Wartawan Liput Debat Paslon Cabup/Wabup Belu 2020

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Beberapa awak dari media surat kabar dan elektronik (televisi, online) di Kabupaten Belu tidak diperbolehkan masuk meliput kegiatan debat kandidat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Belu di salah satu hotel, Jumat (30/10/2020).

Kehadiran beberapa awak media sebelum pukul 09.00 Wita acara dimulai kecewa lantaran sikap KPU Belu yang tidak memberi izin meliput kegiatan debat kandidat dua Paslon Sahabat dan Sehati.

Salah satu awak media yang mengisi buku registrasi untuk mengikuti acara debat Paslon pun diberikan izin untuk mengikuti debat tersebut. Terpaksa awak media hanya duduk di lobi resto hotel berlantai dua itu.

Tidak saja itu, awak media di daerah perbatasan Belu dengan Negara Timor Leste juga tidak mendapat undangan dari KPU terkait dengan kegiatan debat kandidat kedua Paslon tersebut.

Beberapa awak media menyampaikan kekesalan atas sikap KPU Belu yang tidak memberikan izin untuk meliput hajatan publik. Padahal kegiatannya hajatan demokrasi, dan media hadir bukan sebagai peserta kegiatan tapi menjalankan tugas peliputan kemudian memberitakannya ke publik.

Seperti halnya kegiatan debat kandidat Paslon lain di Kabupaten TTU kemarin dimana kegiatan terbuka untuk awak media melakukan meliput kegiatan debat dari awal berjalan hingga selesai.

“Kita mengerti kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Kita tetap patuhi protokol kesehatan. Tapi kenapa tidak ada perwakilan media yang diizinkan meliput, setelah itu baru bagikan ke media lain untuk buat beritanya sesuai redaksi masing-masing,” ujar Evan Dile Payong jurnalis MNC Group.

Hal senada dirasakan beberapa awak media yang kecewa dengan KPU Belu lantaran tidak diberikan izin untuk meliput kegiatan debat, sementara ada beberapa pihak diluar undangan terlihat hadiri kegiatan dengan peserta terbatas terapkan protokol Covid-19.

Diketahui, awak media surat kabar dan elektronik baru bisa masuk ke ruangan atau aula Hotel untuk meliput setelah kegiatan debat kandidat dua Paslon Sahabat dan Sehati selesai dilaksanakan.



Jubir KPU Belu Herlince Emiliana Asa yang dikonfirmasi usai acara mengakui, memang ini acara kesepakatan kami internal untuk menghindari adanya hal-hal kami tidak inginkan. “Bukan berarti pers tidak boleh meliput. Setelah kegiatan boleh di wawancara dan meliput,” ujar dia.

Karena lanjut Asa, medianya ini hanya cuman satu. Sebab kita akses ini terlalu banyak live atau terlalu banyak yang mengambil gambar, kami takut menggangu berjalannya kegiatan ini. Karena ini debat terbuka tapi disiarkan dengan pembatasan peserta.

“Jadi kualitas gambar nanti pada saat pengambilan gambar menggangu live, makanya kami agak kesulitan pada saat penayangan itu akan menggangu, begitu,” terang dia.

“Jadi ini kesepakatan kami, kemarin ada permintaan dari RRI bahwa kami tidak boleh mengakses banyak gambar pada saat melakukan live. Nanti dengan live video mereka bisa diambil dari situ,” tambah Asa.

Saat ditanyai selain peserta ada debat ada juga aparat keamanan diluar undangan, jelas Asa bahwa ada pengamanan dan dibatasi jumlahnya hanya 15 orang Anggota Polres Belu.

“Memang akses media ini dari RRI saja yang mana lembaga penyiaran kerjasama itu RRI jadi bukan tebang pilih,” bantah Asa.

Dikatakan, ini pengelaman dari kegiatan sebelumnya dimana pengambilan gambar hampir menyudutkan pasangan calon ditengah. Oleh karena itu kami tidak inginkan itu terjadi di kegiatan debat ini dan paslon harus butuh kenyamanan.

Terkait tidak adanya perwakilan media dalam meliput debat, Asa menjelaskan bahwa, pihaknya tidak keputusan untuk mengambil selain itu. Tapi, karena media RRI yang kami gunakan jadi itu saja yang minta untuk akses.

“Kami sendiri tidak ada mengambil video. Full pengambilan video dari RRI, kami cuman dokumentasi foto saja, tapi kami batasi juga dam semua kami serahkan kepada RRI,” pangkas Jubir KPU Belu itu.