Bahas Program Percepatan Tanam, Bupati Belu video conference Bersama Mentan RI

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Bupati Belu, Willybrodus Lay didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Gerardus Mbulu mengikuti rapat bersama Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo.

Rapat bersama melalui video conference, Selasa (12/5/2020) di ruang rapat Bupati Belu, wilayah Timor Barat perbatasan RI-RDTL membahas tentang Gerakan Percepatan Tanam. Rapat ini diikuti oleh 227 peserta dari seluruh Provinsi/Kabupaten, diantaranya ada Gubernur, Bupati dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan se-Indonesia.

Kegiatan Gerakan percepatan tanam ini telah disusun dan disebarkan dalam bentuk panduan percepatan tanam dengan strategi menggerakan seluruh sarana produksi alat musim pertanian pada wilayah-wilayah kawasan anggaran, kawasan utama maupun kawasan pertimbangan dengan memperhatikan kondisi agrosistem dan memantau secara rutin kondisi iklim dari data BMKG untuk melakukan percepatan tanam.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam arahannya mengatakan bahwa persiapan pangan kita adalah bagian dari solusi Covid-19 yang ada dan untuk Negara Indonesia yang luas ini kita harus dihadapkan dengan upaya yang lebih keras, lebih terpadu, dan lebih bergotong royong dengan semua pihak, agar ketersediaan makanan untuk rakyat harus bisa kita lakukan lebih baik.

“Saya mengajak kita semua para Gubernur dan Bupati untuk bahu membahu agar semua aspek pertanian bisa berjalan dengan baik. Saya juga berharap dalam menghadapi tantangan yang cukup berat di tahun ini, kita semua dapat mempersiapkan pangan kita baik padi maupun jagung dan lainnya. Karena selain Covid-19 dan dengan segala dampaknya yang mengglobal tidak ada dunia dan akselerasi dunia yang tidak terimbas dengan Covid-19 tersebut,” ujar dia.

Mentan Yasin juga menuturkan bahwa, kita juga akan menghadapi musim kekeringan serta kemarau yang panjang sesuai dengan rekomendasi dari WHO dan rekomendasi dari BMKG. WHO memberikan penggambaran bahwa sesudah Covid-19 di dunia ini akan hadir krisis pangan dunia.

“Sangat diharapkan untuk menghadapi krisis pangan dunia ini, kita dapat bekerja lebih giat lagi, lebih tepat lagi, sehingga dengan adanya krisis pangan ini kita lebih optimis tidak terjadi di negara kita,” kata dia.

Mentan Yasin juga mengajak para Gubernur dan Bupati se-Indonesia untuk melakukan gerakan penanaman lebih cepat sebelum musim kekeringan dan kemarau panjang pada akhir bulan Juli tahun 2020 mendatang. Karena itu diajak agar bulan Mei ini kita semua harus melakukan percepatan secara maksimal.

“Kepada para Gubernur dan Bupati saya harapkan untuk supaya sempat menyiapkan lahan-lahan yang ada, dan yang sudah melakukan panen untuk segera mempersiapkan tanam kembali, jangan lagi menunggu. Sehingga bisa mengejar hujan yang tersisa di bulan Mei dan Juni ini,” ungkap dia.

“Jika persiapan lahan itu sudah dilakukan maka langkah selanjutnya percepat momentum penyaluran segala sarana dan prasarana yang memungkinkan untuk mendukung, atau penyaluran saprodi yang intinya ada bibit, pupuk dan obat-obatan segera dipersiapkan dan saya juga berharap kerjasama yang intens dari kita semua,‘’ sambung Mentan Yasin.

Sementara itu, Gubernur NTT Victor B. Laiskodat menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Pusat yang telah membantu selama ini. Saat ini Provinsi NTT telah menyiapkan lahan untuk ditanam kembali, namun seperti yang kita ketahui bahwa di Provinsi NTT ini terdapat banyak sekali tanah atau lahan yang berbatu, sehingga sangat di harapkan bantuan dari Kementerian Pertanian berupa alat-alat berat seperti traktor 50 unit, exafator 50 unit, benih jagung 80 ton untuk tahun ini.

Selain tambah Bupati Belu Willybrodus Lay, di Kabupaten Belu saat ini juga mengalami kekeringan, oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Belu sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah Pusat berupa pembangunan embung, pengadaan pupuk dan obat-obatan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Gerardus Mbulu mengatakan, sampai saat ini Kabupaten Belu belum melakukan pencanangan dikarenakan kesulitan air.

“Kami telah menyiapkan lahan namun dengan kondisi kemarau seperti saat ini tentunya tidak bisa ditanam, sehingga harus disiram terlebih dahulu,” ujar dia.

Dijelaskan bahwa, menghadapi musim kekeringan dan kemarau yang panjang pada akhir bulan Juli mendatang, dari Dinas Pertanian Kabupaten Belu sendiri telah menentukan langkah-langkah antisipasi.

“Untuk daerah-daerah yang ada airnya terutama bendung dan embung, kami akan mendorong mereka untuk melakukan tanaman hosti. Karena hosti tidak terlalu banyak membutuhkan air namun dalam waktu 1 atau 2 bulan kita sudah bisa mendapatkan hasilnya,” tutur Mbulu.

Lanjut dia, untuk kedepannya Pemerintah Kabupaten Belu akan melakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu terkait pencanangan tersebut, dan apabila telah siap maka akan dicanangkan sesuai kondisi lahan maupun karakteristik wilayah agar hasil panen melimpah.