Aksi Damai, Pemuda Belu di Tapal Batas RI-RDTL Serukan Perang Lawan Ujaran Kebencian Memecah Belah NKRI
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Sejumlah Organisasi Pemuda Belu yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Pemuda Belu-NTT (Alop NTT) Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL menggelar aksi damai memerangi segala bentuk ujaran kebencian yang ingin memecah belah keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Aliansi Organisasi pemuda Belu NTT terdiri dari organisasi PMKRI, GMNI, THS-THM Wilayah Belu Utara Distrik Keuskupan Atambua, Forkoma PMKRI, Pemuda Katolik, Forpelita Belu, Pemuda Ansor, dan Pemuda Gereja Bhetel Indonesia.
Para Pemuda Belu tegas menyatakan perang melawan segala bentuk ujaran kebencian lantaran merasa prihatin dan sedih dengan situasi nasional saat ini. Dimana diketahui ada beberapa pemimpin agama yang mengajarkan kebencian kepada umatnya terhadap agama lain.
Koordinator Umum Alop NTT, Feros Naiaki kepada media di sela aksi bertempat di Lapangan Umum Atambua Sabtu sore (24/8/2019) mengatakan, sebagai pemuda bangsa Indonesia yang waras, sudah seharusnya menyatakan perang melawan segala bentuk ujaran kebencian yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Indonesia Merdeka karena perjuangan dari berbagai golongan ras, suku, dan agama. Karena itu, sebagai anak Bangsa Indonesia, dalam mengisi Kemerdekaan Indonesia, wajib hukumnya untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,” tandas Naiaki.

Terhadap hal tersebut, dia tegas meminta kepada para pemimpin dan tokoh agama agar tidak mencipatakan atau mengajarkan kebencian pada umatnya untuk membenci agama lain.
Adapun pernyataan sikap Alop NTT diantaranya, pertama kami mendesak Presiden RI Joko Widodo untuk segera menyikapi persoalan ini secara serius agar tidak memecah belah keutuhan NKRI. Kedua, mendesak pihak Polri untuk segera menindaklanjuti laporan dari berbagai dari berbagai elemen terkait video penistaan agama oleh Ustad Abdul Somad.
Ketiga, meminta kepada pihak kepolisian RI agar memproses Hukum UAS secara terbuka. Keempat, meminta Pihak POLRI untuk mencekal UAS agar tidak bepergian ke Luar Negeri selama proses hukum masih berjalan.
Kelima, mendesak UAS untuk segera menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh umat Kristiani yang ada di Seluruh Dunia. Keenam, meminta kepada semua pimpinan dan tokoh agama di seluruh Indonesia agar tidak mengajarkan umatnya membenci agama lain.
Ketujuh, meminta kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia, Khususnya umat yang berada di Perbatasan RI-RDTL agar tidak terpancing dan terprovokasi atas pernyataan UAS dalam Video yang sementara Viral di Media sosial.
Disaksikan media, selesai aksi dilanjutkan dengan menyalakan 1000 lilin, gelar doa bersama dan pembacaan pernyataan sikap Alop NTT diakhiri dengan penandatanganan petisi dimana rencana akan dikirim ke Presiden Indonesia Joko Widodo.