OJK Evaluasi Kinerja BPR dan Pelatihan Manajemen Risiko & Internal BPR di Belu

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengadakan evaluasi kinerja BPR semester I Tahun 2019 dan pelatihan manajemen risiko & audit internal BPR.

Kegiatan berlangsung tiga hari terhitung tanggal 18 sampai 20 Juli 2019 mendatang bertempat di Hotel King Star Atambua, Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL diikuti 12 BPR yang tersebar di wilayah NTT.

Kepala OJK Provinsi NTT, Robert HP Sianipar menuturkan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong para pelaku industri BPR baik itu pemegang saham, komisaris maupun direksi dengan perkembangan terkini bagaimana situasi ekonomi baik Nasional maupun Provinsi.

“Kemudian akan paparkan data hasil pengawasan kita bagaimana kinerja mereka selama satu semester ini tahun 2019,” terang dia.

Karena BPR itu jelas Robert, sesuai dengan ketentuannya BUJKnya mereka diawal tahun itu harus membuat yang namanya rencana bisnis Bank. Misalnya tahun depan dia mau ekspansi kredit berapa persen. Kemudian asetnya berapa tumbuh, dana pihak ketiganya berapa dia mau tumbuh, kantor apakah dia ada rencana menambah targetnya.

“Itu tujuannya kita melakukan acara ini, dan kita juga mengevaluasi dari target ini yang paling perlu apa kita berikan. Katakalah pelatihan untuk mendorong dia bisa tumbuh lebih maksimal, contohnya kita evaluasi target pertumbuhan kredit,” ujar dia.

“Kita punya target untuk BPR tahun ini 11 persen pertumbuhan kredit. Jadi sampai semester ini mereka buat target itu ada juga yang secara semesteran sampai Juni tadi sudah ada yang melampaui kreditnya itu target Juni dibandingkan dengan realisasi Juni itu sudah ada 3 BPR yang melampaui terget,” tambah Robert.

Lanjut dia, yang ikuti kegiatan ini ada 12 BPR yang tersebar di NTT. 12 BPR itu Kalau dari sebarannya yang perlu mungkin perhatian bagi para pelaku Industri BPR ini sebarannya itu 7 di Kupang, 2 di Belu, Flores Timur 1, Manggarai 1 dan Waingapu 1.

Dituturkan, kegiatan selama dua hari. Hari pertama topiknya kita paparkan kinerjanya secara angka-angka keuangan, bagaimana pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga aset. Disesi kedua dihadirkan juga narasumber dari Kadin, kemudian Dinas Koperasi UMKM Provinsi.

“Jadi kita ingin mendorong bagaimana misalnya pelaku industri BPR itu melihat ekonominya ini apa peluangnya, usahanya apa, UMKMnya. Diharapkan dengan diskusi itu bisa melihat peluang-peluang, ide-ide sehingga bisa lebih maksimal lagi pertumbuhannya,” ucap Robert.

Sesi ketiga kita juga akan memaparkan mengenai bagaimana tingkat pelayanan BPR terhadap masyarakat dilihat dari tingkat pengaduannya. Ada beberapa pengaduan yang kita terima dari BPR, sehingga ini bisa jadi masukan buat Direksi BPR, ini loh yang perlu diperbaiki.

“Kemudian besok hari kedua kita berikan pelatihan mengenai manajemen risiko dan audit internal. Supaya ini ketentuan masih baru, di BPR mulai akhir 2019 harus diterapkan. Pengaruhnya apa, mereka kan harus perbaiki strukturnya, harus ada pejabat yang menangani itu. Kemudian mereka juga harus punya ketrampilannya, pemahamannya,” ucap dia.

Tidak saja itu, jelas Robert pihaknya juga megundang BPR Lestari dari Bali. Nanti bisa sharing pengelaman dalam merapkan manajemen risiko dan audit internalnya. “Jadi kalau BPR yang berikan inikan lebih dekat lagi mereka bisa melihat bagaimana penerapannya apa tantangannya, kesulitannya,” kata dia.