Bank NTT Ciptakan Lapangan Kerja Berupa Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Bank NTT ciptakan lapangan kerja yang disiapkan dalam bentuk penyiapan peralatan mesin daur ulang sampah plastik yang bernilai ekonimis.

“Melalui program gubernur NTT bersih, maka kami menemukan satu solusi yang bersifat pemberdayaan ekonomi yakni sampah diolah menjadi berkat melalui alat daur ulang sampah non organik dan organik,” kata Direktur pemasaran dana Bank NTT, Alexander Riwu Kaho kepada wartawan, saat Walikota Kupang, Jefrison Riwu Kore melakukan uji coba alat tersebut usai upacara peringatan HUT Kota Kupang ke 23, Kamis (25/4/2019) di lapangan Balai Kota Kupang.

Menurutnya, melalui alat pengolah sampah ini, tinggal bagaimana masyarakat terutama orang muda untuk berpikir cerdas melaihat peluang usaha dalam meningkatkan ekonomi mereka.

“Kami mendorong kaum muda guna memanfaatkan potensi yang ada, bahannya adalah sampah, namun jika dikelolah secara profesional akan menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis,” katanya.

Hal lain juga, Dikatakanya bagian dari merubah pola pikir kaum muda yang selalu berontasi menjadi PNS. Namun, dengan memanfaat potensi yang ada dan dilakukan secara mandiri disertai kemauan yang kuat pastinya akan memproleh sesuatu yang bermanfaat.

“Alat ini tahap awal sebagai pembelajaran, dan jika sudah mandiri maka kami akan lakukan pembiayaan investasi alatnya. Karena kami bekerjasama dengan LSM, dan pemerintah untuk bagaimana mendorong masyarakat guna mau usaha dengan menggunakan potensi yang ada,” jelasnya.

Menurut Alex, alat ini sementara akan ditempat di Kelurahan Kolhua untuk dikelolah oleh kaum muda katolik, pemuda Kaisarea, dan pemuda masjid di BTN Kolhua, serta pemuda karang taruna.

Sementara itu Wali Kota Kupang, Jefrison Riwu Kore mengatakan, kerjasam dengan Bank NTT sebagai salah satu langkah yang dibuat pemerintah kota. Karena Kota Kupang disebut sebagai kota terkotor.

“Kota terkotor ini dalam pengertianya dalam pengelolaan sampahnya, sebab nilai pengelolaan sampah itu 95 persen ada di TPA, dan kota ini paling terburuk dalam pengelolaan sampah di TPA. Sehingga melalui kerjasama alat pengelolaan sampah dengan Bank NTT bagian dari mengurangi masalah pengelolaan sampah menjadi nilai yang ekonomis,” katanya.

Selain itu, tambahnya pemerintah kota juga akan bekerjsama dengan salah satu perusahan guna mengelolah sampah di TPA. Karena dengan pengelolaan sampah secara baik di TPA pastinya dapat memperoleh predikat yang agak lebih baik.