Berada di Perbatasan Merah Putih, Kami Bangga NKRI Harga Mati

Bagikan Artikel ini

Atambua, NTTOnlinenow.com – Kabupaten Belu merupakan salah satu Daerah terdiri dari 12 Kecamatan di wilayah Timor Barat, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Timor Leste.

Meski berada di daerah perbatasan, masyarakat di Kabupaten Belu khususnya di tujuh Kecamatan di garis batas Negara sudah tidak lagi merasa terpinggirkan. Sebab perhatian Pemerintah Pusat melalui program Nawacita Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah membangun dari pinggiran.

Kunjungan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ke Kampung Adat, Desa Kewar, Kecamatan Lamaknen salah satu Desa di garis batas RI-RDTL, Sabtu (16/02/2019).

Wakil Bupati Belu, J. T Ose Luan dalam sambutan mengatakan, kami memang di batas Negara, tapi kami merasa tidak terpinggirkan.

Dikatakan, Nawacita program Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjadi agenda prioritas dalam 5 tahun masa jabatan sebagai Pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membangun dari daerah pinggiran, salah satunya daerah perbatasan Belu.

Lanjut Ose, awalnya program Nawacita menjadi sinisan oleh segelintir orang akan tetapi masyarakat Kabupaten Belu merasakan akan khasiat dari Nawacita yang dicanangkan oleh Pemimpin Negara Indonesia Jokowi-Kalla.

“Kami merasa bangga, luar biasa terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga sampai saat ini kami bisa merasakan hidup damai, aman dan tenteram. Kami hidup dari kekerasan alam tapi kami selalu miliki tekad NKRI harga mati,” tandas mantan Sekda itu.

Jelas dia, Indonesia itu dibangun dari perbedaan bukan Persamaan Indonesia itu hampa dan yang ada adalah persatuan dari berbagai keanekaragaman suku, bangsa, etnis, agama dan bahasa yang ada di seluruh Negeri ini.

“Ada rasa haru yang menunjukkan rasa patriotisme kita semua adalah Indonesia yang hebat. Kita di batas merupakan bagian dari perbedaan yang dipersatukan. Karena itu kita menjadi kuat, satu bangsa Indonesia,” ujar Ose.

Kunjungan Sekertaris Wantimpres bersama rombongan ke wilayah perbatasan Kabupaten Belu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kami masyarakat Belu. Bagaimanapun keberbagaian, keberagaman itulah yang membuat kita satu, satu bangsa, satu tanah air.

“Terima kasih untuk rombongan Wantimpres yang telah berkunjung ke Desa Kewar, salah satu desa Perbatasan Negara RI-RDTL. Ini suatu kebanggan bagi kami masyarakat di perbatasan rai Belu,” kata Ose.

Dalam kunjungan Dewan Pertimbangan Presiden melakukan temu muka dan dialog bersama warga dua Desa yaitu Desa Dirun dan Desa Kewar salah satu Desa perbatasan yang memiliki batas wilayah dengan bekas Propinsi ke-27 Timor-Timur sekarang Negara Timor Leste.

Sekertaris Wantimpres Mayor Jenderal Purnawirawan I Gusti Kompyang Manila menjelaskan, maksud kunjungan timnya ke Kabupaten Belu salah satu Kabupaten Perbatasan Negara Republik Indonesia dengan Timor Leste yakni ingin melihat, mendengar dan menyerap aspirasi langsung masyarakat Belu.

Selain itu terkait dengan potensi yang ada di perbatasan Kabupaten Belu dalam memajukan Bangsa Indonesia dari Daerah pinggiran berdasarkan Nawacita Presiden Republik Indonesia Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Kami kesini untuk melihat, mendengar, menyerap aspirasi serta potensi yang dimiliki Kabupaten Belu salah satu Daerah perbatasan sehingga bisa disampaikan kepada Presiden,” terang Gusti.

Dikisahkan bahwa pada tahun 1976 yang lalu saat dirinya berpangkat sebagai Mayor TNI bertugas di daerah Timor-Timur dan prajuritnya ditembaki. Kondisi itu terpaksa membuat dirinya harus berada di hutan selama 13 hari untuk menjalankan tugas tertentu dengan ketersediaan makanan hanya bertahan lima hari.

“Tetapi di hari-hari lain saya mendapatkan makanan dari masyarakat Kabupaten Belu. Saya merasa terhormat bisa sampai lagi ke tempat ini. Sepanjang perjalanan ke Desa perbatasan saya tidak mau tidur, saya mau melihat pemandangan yang pernah saya lihat di tahun 1976 lalu,” urai Pria kelahiran Singaraja, Bali, 8 Juli 1942 silam itu.

Gusti menyampaikan limpah terimakasih serta apresiasi kepada Pemda Belu serta warga masyarakat di daerah perbatasan atas penyambutan terhadap dirinya bersama rombongan lain. Kesempatan itu dia berpesan agar masyarakat di perbatasan Kabupaten Belu dengan Negara Timor Leste harus hidup berdampingan dengan baik sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap dipertahankan sampai kapanpun dengan semangat dan cinta tanah air.

Turut hadir dalam rombongan Watimpres, Jan Darmadi; Kukuh Murtilaksono, M. Arfan Sahib Sali K, Yusli Wardiatno, Amzul Rifin, Witjaksana Darmosarkoro, Ali Mashar, Ahmad Junaedi, Fredinan Yulianda, Aris Munandar, Veri Nurhansyah Tragistina, Mesi Rosiana dan Toto Suroto. (PKP Setda Kabupaten Belu)