Menjanjikan, Anggota Kodim 1605/Belu Tak Malu Beternak Ayam Pedaging

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Disamping melaksanakan tugas pokoknya sebagai Anggota TNI di Kodim 1605/Belu, Serda Yohanes Antonius Berek mengisi waktu kosong diluar jam Dinas dengan bisnis ternak ayam ras pedaging atau broiler.

Dirinya mengaku tidak malu menjalankan bisnis ternak ayam broiler meski masih berstatus sebagai seorang prajurit TNI aktif. Bisnis ternak ayam itu telah digelutinya sejak awal tahun 2016 lalu yang bermitra dengan PT MSJ.

Prajurit Bintara Logistik Kodim Belu itu menyebutkan, bisnis ternak ayam pedaging atau yang kerap disapa ayam potong sangat menjanjikan. Awalnya beternak hanya 1.500 ekor anak ayam, tapi sejak tahun lalu ditambah lagi menjadi 3.000 ekor anak.

“Selesai jam kantor, saya langsung ke lokasi ternak bantu pekerja memberikan pakan. Kebetulan saya juga hobi ternak,jadi diluar jam Kantor sehari-hari saya di kandang saja,” ujar dia kepada media saat ditemui di lokasi ternak, Rabu (24/1/2019).

Menurut dia, dukungan dari keluarga terutama istri sangat besar juga dari Pimpinan. Dukungan itu membuat dirinya semangat untuk berbisnis ternak, tapi tetap mengedepankan tugas pokoknya sebagai Pranurit TNI.

“Selain kandang ayam saya, di lokasi ini ada juga kandang ayam saudara lain kebetulan lahannya milik sendiri. Saya tidak sendiri tapi ada pekerjakan juga tiga anak untuk membantu urus ternak ayamnya,” ujar Bapak satu anak itu.

 

Dikatakan, bisnis ternak ayam potong sangat positif dan menjanjikan masa depan. Intinya ada kemauan dari diri sendiri untuk berbisnis, tapi kalau tidak ada kemauan maka tidak akan meraih sukses.

“Kita hanya siapkan kandang dan sekarang maksimal 3.000 ekor setelah saya buat tambah kandangnya. Mulai dari anak ayam sampai pakan semuanya sudah disiapkan oleh perusahaan kita hanya pelihara dan rawat,” ujar dia.

Lanjut Todi sapaan akrab Yohanes, masa pemeliharaan ayam pedaging dari anak sampai dewasa kurang lebih dua bulan dan panen. Selesai panen istrahat dua minggu membersihkan kandang ayam kemudian menerima anak ayam untuk dipelihara.

“Dalam setahun itu sekitar delapan kali panen. Kita hanya pelihara dan rawat karena yang panen orang dari perusahaan. Keuntungannya lumayan, perusahan hitung ongkos pelihara. Sewaktu masih 1.500 saya untung sekitar 12 juta dalam sekali panen, apalagi 3.000 ekor pasti lebih,” ujar Dodi.

Jelas dia, selama beternak ayam potong kendala yang dialami jarang, palingan hanya anak ayam yang mati. Namun, dari perusahaan ada berikan lebih anak ayam dalam satu dos, dan penyakit jarang terserang.

“Saya tidak malu dengan bisnis ternak ayam. BIsnis ternak ayam potong ini tidak rugi, apalagi kebutuhan saat ini semakin banyak. Intinya ada kemauan dan niat berbisnis pasti akan sukses,” pungkas Prajurit di satuan Kodim 1605/Belu, Timor Barat wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste itu.

Pantauan media di lokasi, kandang ternak ayam milik Prajurit TNI diatas lahan setengah hektare dengan panjang 44 dan lebar 7 meter sesuai standar. Nampak tiang cor menopang kandang tersebut dan beratapkan seng. Selain itu dilengkapi dengan sambungan pipa air dan listrik untuk kebutuhan memelihara ternak tersebut.