GenBI Bersama Komunitas Giat Sampah Wujudkan Gerakan Kota Kupang Bersih
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Dalam melaksanakan program Bersih Indonesia, Generasi Baru Indonesia (GenBI) regional NTT dari Universitas Nusa Cendana menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTT dan 14 komunitas dan organisasi lainnya bersama melakukan Gerakan Kota Kupang Bersih bertempat di Pantai Warna-warni, Oesapa yang merupakan salah satu ikon Pariwisata di Provinsi NTT.
Kegiatan yang dilangsungkan pada Minggu (25/11/2018) ini mengusung tema Mewujudkan Aksi ‘Cinta Indonesia, Bersih Indonesia’ dengan jumlah peserta yang hadir hampir mencapai 250 orang.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu perwujudan tanggung jawab moral, sosial dan intelektual mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia yang tergabung dalam wadah Generasi Baru Indonesia (GenBI) serta peran GenBi sebagai Change agent dan Pengerakan Perubahan.
Gerakan Kota Kupang Bersih juga mendukung Kupang, Green & Clean (KGC) dan Masyarakat Sadar Inflasi Tahun 2018 yang telah dicanangkan oleh Wali Kota Kupang serta mendukung kebijakan Gubernur NTT untuk mengurangi sampah plastik di Kota Kupang dan Provinsi NTT.
Rangkaian kegiatan diawali dengan ucapan terimakasih dari GenBI Undana sebagai penyelenggara lalu dibuka oleh pembina GenBI NTT, Handrianus Paulus Asa sebagai perwakilan dari pihak kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT.
Adapun dua pokok kegiatan yang dilaksanakan yaitu pembersihan area pesisir pantai warna-warni Oesapa, pembagian tong-tong sampah di area pantai warna-warni Oesapa serta sosialisasi cara menanggulangi sampah yang dibawakan oleh Direktur Walhi NTT, Umbu Wulang.
Ketua pelaksana, Kenneth Sabandar dalam sambutannyaa mengatakan, pembersihan lebih difokuskan pada daerah pantai karena merupakan salah satu lokasi wisata populer yang ada di Kupang. Namun, tingkat kebersihan pantai masih sangat rendah, karenanya GenBI NTT mengajak masyarakat untuk mulai peduli dalam hal kebersihan pantai.
“Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar, juga membuat kita aware terhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada,” ujar Kenneth.
Sementara itu pembina GenBI NTT, Handrianus Paulus Asa atau yang biasa disapa Andre memaparkan, bahwa sampah plastik saat ini menjadi persoalan serius bagi Indonesia dimana semakin banyak sampah plastik di lautan yang mengancam kelestarian ekosistem di laut.
Fakta mencatat setiap tahun sedikitnya 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan. Jumlah ini menyebabkan 13.000 plastik mengapung di setiap kilometer persegi setiap tahunnya. Fakta ini menasbihkan Indonesia menjadi Negara nomor dua di dunia dengan produksi sampah plastik terbanyak di lautan.
“Namun, kesadaran akan kebersihan laut yang rendah tanpa disadari membahayakan keselamatan satwa laut, dimana ikan memakan sampah karena sensitifitas sensor pencari makan yang sudah tidak berfungsi lagi dan hal ini sangat membahayakan kesehatan kita karena ikan yang kita makan sudah mengandung mikro plastik,” ungkap Andre.
“Selain itu, Tuhan telah menganugerahkan pantai di NTT yang indah yang perlu kita jaga bersama karena pariwisata merupakan salah satu kekuatan ekonomi di Provinsi NTT maupun di Indonesia dimana sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa nomor 2 di Indonesia. Dengan semakin banyaknya devisa maka Negara kita akan lebih tahan terhadap goncangan maupun tantangan ekonomi global seperti yang terjadi saat ini,” imbuh Andre.
Sebelum melakukan aksi pembersihan pantai, peserta dibagikan atribut kebersihan berupa masker, sarung tangan dan plastik sampah organik dan nonorganik. Peserta kemudian diarahkan untuk melakukan pembersihan sepanjang pesisir Pantai Oesapa yang dikawal oleh anggota GenBI.
Kepedulian akan lingkungan juga dapat dilihat dari antusiasme anak muda yang terhimpun dalam 14 komunitas atau organisasi yang turut meramaikan kegiatan ini. Diantaranya komunitas Army Kupang, Slankers Flobamora NTT, KSE Undana, Soul of Metal Rock Kupang, UKM Penulisan Ilmu Komunikasi Undana, Mitra Undana, GMKI Komisariat Salomo Undana, GMKI Komisariat Salam Undana, BEM Pertanian Undana, KMK St. Petrus Canisius MIPA FST Undana, APMI NTT, KMK St. Thomas Moore FEB, Rock or Die, Orang Indonesia (OI).
Usai pembersihan, peserta diajak untuk mendengarkan sosialiasi penanggulangan sampah yang disampaikan oleh direktur Walhi NTT, Umbu Wulang. Dalam pemaparannya dia menyampaikan, penyumbang sampah terbesar di NTT terkhususnya di Kota Kupang adalah sampah rumah tangga yang sebagian besar merupakan sampah plastik.
“Sementara hal itu tidak sebanding dengan jumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang minim di Kota Kupang,” katanya.
Umbu mengimbau para peserta untuk menyadari pentingnya penanggulangan sampah dengan menerapkan prinsip 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, dan Repair).
“Cara ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya mengurangi belanja plastik, belanja dengan membawa kantong sendiri, mendaur ulang sampah menjadi kerajinan, atau menggunakan botol minuman sendiri. Secara tidak langsung kita sudah mengurangi sumbangan sampah bagi lingkungan kita,” tandasnya.