PLN NTT Ajak Media Lihat Langsung Upaya Melistriki Daerah 3T

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajak media massa melalui ekspedisi press tour, menyusuri pelosok di daratan Timor, khususnya wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, guna melihat secara langsung upaya yang dilakukan untuk melistriki seluruh wilayah NKRI.

Sebanyak enam orang perwakilan wartawan dari enam media massa yang turut serta dalam tour ini, yakni Aloysius Lewokeda (LKBN Antara), Palce Amalo (Media Indonesia), Hermina Pello (Pos Kupang/ Tribun News), Tommy Aquinoda (Timor Express), Beverly Rambu (Victory News), dan Jens Neno (NTT Online).

PLH General Manager (GM), Yonal Mirza selaku Senior Manajer PLN NTT mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan agar media melihat langsung kondisi sesungguhnya di lapangan dalam upaya melistriki daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), sehingga dapat menyampaikan kepada masyarakat melalui pemberitaan.

“Terima kasih sudah memenuhi undangan press tour PLN, nanti teman-teman akan lama di jalan dan bisa melihat sendiri kondisi sesungguhnya di lapangan, sehingga sebagai media bisa menyampaikan ke publik bahwa membangun jaringan listrik di NTT itu penuh tantangan dan harus melewati puluhan kali sungai untuk dapat melistriki,” katanya saat melepas awak media dan tim press tour berangkat ke Oepoli, Amfoang Timur, Jumat (5/10/2018).

Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UPPK) Kupang, Joko Martono yang turut bersama dalam rombongan tour itu mengatakan, tim akan melihat langsung tiga unit terpencil PLN, yakni Sub Unit Naikliu, Lelogama, dan Oepoli di wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang.

“Tujuan ikut kegitan ini, kita akan melihat tiga unit terpencil PLN yang terdepan dan meninjau langsung, sebab masih banyak yang bertanya kenapa desa-desa masih banyak yang belum mendapatkan listrik,” ungkap Joko.

Sesampainya di lokasi pertama di kantor Sub Unit Layanan Pelanggan Naikliu, rombongan bertemu dengan Supervisor Teknik Jaringan Sub Rayon Naikliu, Hengki Funai yang juga membawahi Sub Unit Oepoli dan Lelogama.

Dalam bincang-bincang singkat dengan para awak media, tentang suka duka dan tantangan dalam melistriki daerah 3T, terungkap bahwa Hengki sempat mengalami kecelakaan saat bertugas, yang mana mengakibatkan salah satu kakinya patah.

“Infrastruktur jalan di sini rusak parah, banyak sungai dan kali kecil yang harus dilalui. Tahun lalu saya celaka, kaki saya patah dan sampai saat ini masih ada besi dalam kaki saya. Meski begitu, saya harus tetap semangat mengemban tanggung jawab melayani masyarakat dan memastikan listrik di sini terus menyala,” ujar Hengki sembari menyeka air mata yang berlinang, karena tak kuasa mengenang kembali kejadian yang menimpanya saat itu.

Senada, Ken Taku Namah selaku penanggungjawab di Naikliu mengungkapkan, gangguan jaringan di daerah itu biasanya terjadi saat musim hujan. Sedangkan pada musim kemarau relatif aman. Sehingga pihaknya harus tetap siaga selama musim hujan, terutama saat hari raya Natal dan Tahun Baru.

“Sebagaimana yang kami alami tahun lalu. Waktu itu tanggal 24 Desember terjadi banjir besar bahkan sampai menghanyutkan dua tiang listrik. Supaya perayaan natal tidak terganggu, kami semua petugas turun ke sungai untuk menyelamatkan tiang dan mengamankan listrik, bahkan tanggal 25 Desember, kami natalan di dalam sungai,” paparnya.

Tokoh masyarakat Amfoang, Tom Kameo mengatakan, infrastruktur perhubungan menuju ke daerah itu sangat memprihatikan, sehingga untuk bisa tiba di sana butuh perjuangan. Tidak hanya becek dan berlumpur di musim hujan, ditambah harus melewati puluhan bahkan ratusan sungai dan kali kecil, tetapi juga tantangan di musim hujan yakni, jalan berbatu-batu dan penuh debu.

“Bapak/ibu sudah merasakan sendiri bagaimana perjalanan kesini, dan ini masih musim kering apalagi musim hujan, akses jalan kami banjir, PLN sudah banyak membantu kami walaupun baru 12 jam menyala, harapan kami bisa 24 jam tapi tolong dibantu jalanan juga dan disini peran pemerintah harus serius untuk membangun daerah ini, katanya kami dianggap wilayah terdepan padahal faktanya kami masih terbelakang,” ungkap Tom.

Perjalanan selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu itu, banyak pengalaman dan kesan yang dirasakan, dilihat langsung oleh rombongan press tour terkait perjuangan PLN melistriki wilayah perbatasan.

“Ini memberi kesan kepada saya pribadi, yang mana ini semua menjadi clear, kami kan bergerak di media dan masyarakat biasanya hanya tahu desa yang belum berlistrik masih banyak nih, hanya mengkritik tapi di lapangan tidak tahu susahnya dan kegiatan ini menjawabi, bahwa tantangannya luar biasa sekali melewati hutan, pohon-pohon besar, sungai, kali dan ini memuaskan buat saya, Terima kasih PLN sudah fasilitasi kami dan semoga bisa lagi dibuat seperti ini,” ungkap Aloysius Lewokeda dari LKBN Antara.

Beverly Rambu dari Harian Victory News mengatakan, pengalaman tersebut bisa membawanya melihat lebih dekat, dimana petugas PLN sungguh bekerja dengan hati dan juga melayani dengan sepenuh hati.

“Disini saya melihat lebih dekat dan ternyata teman-teman berusaha bekerja pakai hati mungkin kalau saya sudah pindah balik ke kupang dan mencari pekerjaan lebih safe, tetapi dengan tantangan berat, teman-teman PLN melayani dengan hati terima kasih buat pengalaman yang luar biasa,” kata Beverly.

Tantangan PLN dalam melistriki di tiga wilayah tersebut seperti di Lelogama yang belum menikmati listrik yakni Desa Fatumetan, Fatusuki, Nefoneut, Letkole, Fatumonas, Binafun, Bonmuti, dan Bitobe. Sedangkan di Naikliu yaitu Desa Oelfatu, Saukibe, Timau, Honuk, Bioba, Barutaen, dan Manubelon dan ini masih terus on going untuk segera dialiri listrik.

Hingga saat ini rasio desa berlistrik di NTT sudah mencapai 72,59 persen. Program Wujudkan NTT 100% Desa Berlistrik dari 1200 desa yang belum, 600 desa yang berkontrak sudah menyala, 329 desa sisanya sedang dalam pengembangan (on progress), dan 600 lagi masih tahap lelang.

Kegiatan press tour ini tidak hanya sekadar meninjau, tetapi media diberikan kompetisi lomba menulis feature untuk menciptakan hasil karya jurnalistik dengan tema “Tantangan Melistriki di Daerah 3T”. Hasil tulisan akan dilombakan dan diberi penghargaan kepada media yang sudah mengikuti press tour bersama PLN ke Oepoli, Amfoang, NTT.