Partai Solidaritas Indonesia Luncurkan Kartu Sakti

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meluncurkan Kartu Solidaritas Anti Korupsi dan Anti Toleransi (Sakti) sebagai bentuk edukasi politik bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam bidang perpolitikan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI NTT, Christian Widodo sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Rabu (9/5/2018).

Christian mengatakan, kartu sakti diberikan kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam PSI. Dimana memuat nilai sumbangan masyarakat untuk PSI dengan besaran nilai minimal Rp50.000 per tahun. Setiap mereka yang memberi sumbangan berhak memperoleh semua kebijakan yang dikeluarkan PSI dan mengikuti poling yang dikelurkan partai. Selain itu, turut menentukan dan memberi pendapat untuk partai.

“Kita mau balikkan pola politik, bukan partai atau caleg yang memberikan uang, tapi rakyat yang memberi uang kepada partai. Uang yang ada dipakai untuk membiayai kegiatan para caleg,” kata Christian.

Berkaitan dengan kartu sakti ini, lanjutnya, akan dibuat aplikasi tersendiri. Sehingga semua masyarakat pemegang kartu sakti bisa mengetahui apapun kebijakan yang dihasilkan dan kerja- kerja politik yang telah dilaksanakan PSI serta para caleg. Jika para caleg telah terpilih menjadi anggota dewan, mereka turut mengawasi kinerja anggota dewan bersangkutan. Kalau terlibat korupsi, bisa melaporkan ke partai untuk diambil tindakan.

Dia menyampaikan, kartu sakti ini akan diluncurkan pada kegiatan bincang- bincang bersama Ketua Umum PDI, Grace Natalie dan Tsamara Amani pada 20 Mei di Kupang. Kegiatan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu dimaknai sebagai wujud membangkitkan semangat nasionalisme yang akhir- akhir ini mulai luntur.

“Peluncuran Kartu Sakti ini tidak hanya terbatas pada kegiatan bincang- bincang tapi terbuka kapan saja bagi setiap orang yang mau mengambil bagian untuk memiliki kartu tersebut,” papar Christian.

Ketua Panitia bincang – bincang bersama Grace Natalie, Supriadi Jae mengatakan, undangan yang ditargetkan hadir dalam kegiatan itu sebanyak 1.000 orang. Para peserta terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya. Pihaknya akan terus lakukan sosialisasi agar jumah peserta yang hadir, sesuai dengan target yang ditetapkan.

Ketua Dewan Pembina PSI NTT, Pieter Pitoby menjelaskan, Kartu Sakti sebagai bentuk edukasi politik kepada masyarakat. Dengan kartu dimaksud, PSI ingin mengajarkan masyarakat untuk mendapatkan partai politik yang baik. Dimana, rakyat harus terlibat dalam pendanaan dan berperan dalam penentuan kebijakan partai.

“Memang ada banyak partai di negara ini, tapi tak ada kepemilikan masyarakat terhadap partai politik yang ada. Dengan adanya kartu sakti, masyarakat terlibat dalam kepemilikan partai dan ikut mengawasi caleg dan pengurus partai,” terang Pieter.